Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Dialog Sepasang Calon Mertua

4 Agustus 2018   14:04 Diperbarui: 5 Agustus 2018   15:31 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyita perhatian banyak orang dan menerima ratusan tepukan tangan

"Ah," tiba-tiba wanita yang dipanggil ibune itu berdesah

Lho, kenapa ibune?

Aku justru menjadi ngeri bapa

Lho, mengapa harus ngeri ibune?

Jika suatu saat kelak, seperti lazimnya suami isteri mengalami pertengkaran , apa jadinya nanti?

Apa maksudmu ibune?

Bapa, anakmu laki-laki adalah seorang anak yang manja, agak kasar dan kurang berhati-hati dalam menyatakan pendapatnya. Apalagi kepada isterinya nanti

Tetapi ibune, mereka tentu akan pandai mengekang diri, seperti halnya kita

Tapi bapa, isterinya adalah seseorang yang berpendidikan tinggi. Aku takut tentang riuhnya pertikaian mereka nanti

"Tidak ibune, bertawakalah" hibur suami itu seraya tersenyum "bukankah sering kau ajarkan pada anak-anakmu tentang cara berpasrah diri pada Sang Pencipta?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun