Oleh:
RUS RUSMAN
Piring itu bisa diibaratkan sebagai kelir wayang
Keduanya adalah wahana atau tempat untuk menggelar sajian utama
Wayang adalah nasi, di mana keduanya merupakan aspek yang paling inti
Gamelan adalah kuah dan lauknya
Nasi tanpa kuah dan lauk tentu tidak ada rasanya, begitu pula wayang tanpa gamelan.. mungkinkah?
Dalang adalah sendoknya
Tanpa dalang wayang takkan mampu dinikmati begitu pula tanpa sendok nasi tak akan sanpai ke mulut
Sinden adalah garpunya
Sinden adalah pendamping dalang dan garpu adalah pendamping sendok
Tema atau lakon adalah menunya
Lakon wayang itu adalah isi pesan begitu pula menu itu adalah gizi
Akhirnya kedua kutub bertemu di indra kita..
Ialah telinga, mata dan mulut kita
Telinga dan mata adalah alat untuk menikmati pagelaran wayang
Mulut dan lidah alat untuk menikmati kelezatan makanan
Dan sebagai titik kulminasinya adalah hati dan nurani kita
Wayang sebagai makanan jiwa yang sarat dengan nilai dan norma
Sedang nasi sebagai santapan raga akan mampu membuat kehidupan yang sehat dan barokah.
Demikian sekilas analisa tentang pentingnya "sajian wayang" bagi jiwa dan raga kita. Semoga bermanfaat.
Tuban, 8 juli 2018