Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menyusuri Jejak Kejayaan Kesultanan Cirebon dengan Kemudahan Fitur D-Cash (1 dari 2 artikel)

19 Juni 2017   17:11 Diperbarui: 20 Juni 2017   09:32 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inilah Tampilah dari depan Keraron Kasepuhan Cirebon, Mempesona dan Megah (dok : Novaly Rushan)

Hal yang cukup mengagumkan adalah bentuk pintu utama dan kontruksi bangunan Masjid yang ditopang oleh 12 sokoguru kayu jati diameter 60 cm dengan tinggi 14 meter. Selain itu Mihrab mesjid memiliki ke-khasan karena terdapat ukiran bunga teratai yang khusus dibuat oleh Sunan Kalijaga.

Saya sempatkan untuk sholat dhuhur di masjid ini. Masjid ini memiliki atap Limasan Lambang-teplok, dengan warna coklat yang mendominasi. Masjid Sang Cipta Rasa merupakan pasangan masjid Demak. Bila masjid Demak dibangun dengan gaya maskulin maka Masjid Sang Cipta Rasa dibangun dalam gaya feminim.

Bagi saya yang baru pertama kali menginjakkan kaki di masjid ini, ada perasaan yang berbeda. Karena bentuk masjid yang terbuka sehingga bagi saya seperti memasuki  keraton. Saya mencatat masjid ini pernah dipugar beberapakali, bahkan ada prasasti pemugaran yang dilakukan pada tahun 1978 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Sjarif Thajeb.

Destinasi selanjutnya adalah Keraton Kesepuhan. Jujur, saya kagum melihat tampilan keraton ini pertama kali. Keraton yang didirikan sama dengan Masjid Sang Cipta Rasa pada tahun 1430 M. Keraton Kesepuhan sebenarnya bernama Keraton Pakungwati. Sebuah pehormatan bagi Ratu Dewi Pakungwati binti Pangerang Cakrabuana. Yang tak lain adalah istri dari Sunan Gunung Jati.

Keraton Kesepuhan tampil dalam kemegahan. Walau sudah melintasi usia ratusan tahun, kemegahan keraton paling tua di Cirebon ini masih bisa terlihat. Bangunan depannya masih terjaga, beberapa tembok yang terbuat dari batu bata merah yang menurut cerita guide yang saya temui menggunakan putih telur sebagai perekat.

Bangunan pertama yang saya masuki adalah Siti Inggil yang memiliki celah pintu dengan gaya arsitektur seperti bangunan Hindu Majapahit. Disisi temboknya terdapat hiasan piring porselen hadiah kekaisaran Tiongkok. Bahkan menurut cerita salah satu istri Sunan Gunung Jati berasal dari Tiongkok.


Didalam komplek siti Inggil , saya menemui lima bangunan yang memiliki fungsi berbeda beda. Pemandu wisata menjelaskan fungsi lima bangunan , salah satunya adalah Mande Malang Semirang, yang merupakan bangunan khusus bagi sultan untuk melihat pertunjukan seni atau latihan prajurit. Selain itu ada bangunan mande pendawa lima, mande semar tinandu, mande pengiringdan mande karasemen.

Tajug Agung, disinilah Perayaan Maulud dilaksanakan (dok : Novaly Rushan)
Tajug Agung, disinilah Perayaan Maulud dilaksanakan (dok : Novaly Rushan)
Masuk lebih kedalam , terdapat dua pintu gerbang,  dari pintu gerbang diarah kanan terdapat sebuah bangunan bernama Tajug Agung yang merupakan Musholla agung Keraton . Bangunan Tajug Agung menjadi bangunan untuk melaksanakan kegiatan keagamaan. Seperti Maulud Nabi yang memberi makanan kepada rakyat yang datang dari berbagai penjuru.

Untuk memasuki halaman dalam keraton terdapat satu gerbang , dihalaman keraton yang cukup luas terdapat bangunan baru yang akan menjadi Museum Keraton. Tepat pada hari itu akan diadakan acara pembukaan Museum pada jam 16:00. Saya melihat persiapan dihalaman dengan mendirikan tenda yang cukup luas dengan bangku yang sudah berjejer rapi.

Museum Pusaka Keraton Kasepuhan ini resmi dibuka pada Sabtu, 10/6/17 (dok : Novaly Rushan)
Museum Pusaka Keraton Kasepuhan ini resmi dibuka pada Sabtu, 10/6/17 (dok : Novaly Rushan)
Beruntung , eksplorasi kami tidak terganggu.  Begitu memasuki areal utama bangunan keraton, saya melihat dua singa putih ditengah halaman yang menurut cerita pemandu wisata merupakan titisan Raja Pajajaran.

Bangunan utama Keraton  berwarna putih ini merupakan bangunan dengan mengambil gaya Tiongkok, gaya Eropa gaya Arab dan juga pengaruh Hindu. Ornamen keramik yang menghias bangunan utama keraton sebagian berisi kisah nabi nabi yang berasal dari Bibel. Boleh dibilang keraton kesepuhan merupakan perpaduan dari berbagai budaya dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun