Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan featured

Menguak Sisi Lain Munir

16 Februari 2016   22:34 Diperbarui: 7 Desember 2018   05:17 1614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasarlah yang membuat karakter Munir menjadi keras dan pemberani. Kehidupan pasar memang menjadikan orang yang ada didalamnya hidup dalam tekanan, struggle dan sikap tak boleh menyerah. Diusia remajanya Munir kerap harus berkelahi dengan lawan yang kadang lebih besar.

Untuk urusan berkelahi Munir pantang mundur. Munir akan selalu bersedia berkelahi dengan siapa saja yang menurutnya pantas untuk dilawan.

Di dalam keluarganya, Dua kakaknya juga punya kebiasaan berkelahi. Pada masa remaja Munir sudah terbiasa untuk melawan ketidak adilan. Munir berani untuk membela orang lain yang ditindas walaupun ia tak mengenalnya.

Semasa SMA Munir bersama dua sahabatnya menjelajah hingga ke pulau Bali menggunakan sepeda, sebuah perjalanan yang hanya dilakukan oleh remaja yang punya nyali besar. Walau sentuhan pertama kalinya dengan kasus hukum terjadi ketika Munir SMP.

Di suatu pagi ketika ia dan adiknya akan memberikan makanan kepada seorang wanita sebatang kara yang hidup di sebuah rumah yang baru bisa dijual bila sang wanita itu wafat. Pagi itu seseorang menancapkan sebuah obeng ke leher si wanita sebatang kara itu hingga tewas.

Munir dan sang adiklah yang menemukan pertama kali wanita itu telah tewas bersimbah darah didalam kamarnya. Keduanya langsung lari ketakutan memberitahukan orang orang.

Kejadian pagi itu dilaporkan Munir kepada sang kakak di pasar. Sang Kakak yang nampak marah meminta Munir dan sang adik segera melapor ke kantor polisi. Itulah pertama kali Munir bersentuhan dengan hukum.

Ketika Munir mulai kuliah, sifat beraninya semakin menjadi jadi. Munir bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Didalam pikirannya ketika itu Munir mengambil posisi sebagai pro-Soeharto dan berhadap hadapan dengan para aktivis pergerakan lainnya yang anti Soeharto.

Sebuah hal yang akhirnya malah menjungkirbalikan sikap Munir yang menjadi “lawan” bagi rezim orde baru ketika ia lulus kuliah. Setiap hari Munir membawa bawa clurit didalam tas kuliahnya sebagai senjata berkelahi.

Pergolakan pikiranya akhirnya mengubah pola gerakanya yang akhirnya menemukan semangat untuk membela kaum buruh. Setiap hari Munir mengunjungi para buruh, mengedukasi, melakukan advokasi hingga ikut mendampingi buruh berdemo.

Munir memang menemukan dunianya. Di mana ia merasa terpanggil untuk membela kaum tertindas dan melawan ketidak adilan. Melawan tirani negara yang berwujud tindakan intimidasi dan kekerasan aparat keamanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun