Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

JNE: Merangkai Nusantara di Antara Peluang Bisnis E-Commerce

23 Desember 2015   08:31 Diperbarui: 26 Januari 2016   15:26 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber : www.jne.co.id"]

[/caption]

JNE dalam Tantangan MEA

Pada awal tahun 2016 , Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan segera diberlakukan. Pasar bebas dalam kawasan regional ini akan membuat persaingan semakin ketat. Bukan saja perang tarif, perang teknologi dan perang kehandalan layanan akan menentukan. Perusahaan sejenis dari Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina dan Vietnam akan masuk menjadi pesaing serius.

JNE tentu tak ingin kehilangan pasar dalam negeri. Maka tahun 2016 adalah tahun ekspansi. CEO JNE Group , Abdul Rahim Thahir dalam pemaparannya pada acara nangkring siang itu JNE akan menggelontorkan dana hingga 400 milyar untuk melakukan ekspansi dan penguatan bisnis perusahaan. Pada 2016 , alokasi dana sebesar Rp 55 milyar akan memperkuat pengembangan teknologi. Sisanya akan didistribusikan untuk bidang infrastruktur.

Abdul Rahim Thahir yakin tahun 2016 pertumbuhan jasa perusahaan akan terus terkerek naik karena perdagangan e-commerce akan terus tumbuh secara signifikan. Ibarat perumpamaan bisnis e-commerce dan jalur pengiriman ekspress seperti tutup dengan gelas. Tak bisa dipisahkan. Keduanya saling menguatkan.

Seperti yang dijelaskan Ricky Pesik yang saat ini menjabat sebagai wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif dalam pemaparannya siang itu. E-commerce adalah bagian dari bisnis digital developers. Ricky Pesik menggambarkan angka capaian ekonomi kreatif jauh melebihi capaian migas dunia. Bahkan secara berseloroh angka pendapatan ekonomi kreatif hingga 2,5 kali lipat dari biaya militer di dunia.

Di Indonesia pertumbuhan ekonomi kreatif tumbuh secara stabil dengan peningkatan yang signifikan. Menurut data BPS tahun 2014, ekonomi kreatif tumbuh diatas angka 6% terhadap kontribusi produk domestik bruto nasional. Dengan pertumbuhan sebesar itu diharapkan kenaikannya terus tumbuh hingga kisaran angka 13% pada tahun 2019. Angka pertumbuhan didalam negeri ini juga secara tak langsung dipengaruhi pertumbuhan ekonomi kreatif dunia yang menurut data Price Waterhouse Coopers (PWC) telah menyentuh angka pertumbuhan sebesar 134% dengan hitungan dalam rentang waktu 2002 hingga 2011.

Di Amerika , ekonomi kreatif menyumbang kontribusi hingga US$ 2,2 Trilyun pada tahun 2012 . Wow, angka yang menakjubkan. Angka sebesar itu setara dengan 230% dari total dana yang diraih dari ekspor minyak negara OPEC pada tahun yang sama.

Besarnya angka yang berhasil dikumpulkan dari sektor ekonomi kreatif tidak berbanding lurus dengan perhatian dari pemerintahan dunia. Ekonomi kreatif masih seperti ’hantu’ yang belum jelas definisi dan bentuknya. Kompleksitas, kultur budaya dan nilai kebaruan dari ekonomi kreatif masih menjadi hal yang belum diterima secara pendekatan kuantitatif hitungan ekonomi . Analoginya : nilai hitungnya belum disepakati secara tekstual.

[caption caption="Sumber : www.jne.co.id"]

[/caption]

Lepas dari itu semua Indonesia selangkah lebih maju, ekonomi kreatif menjadi perhatian pemerintahan Presiden Jokowi. Pembentukan Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) dengan 16 sektor yang ditangani secara khusus yaitu Musik, Advertising, Performing arts, Craft, Fotografi, Film, Kuliner, visual communication, arsitektur, Fashion, Desain Produk, Desain interior, animasi, video dan digital developers. Maka 16 sektor ini menjadi perhatian dan memberikan kontribusi bagi kemajuan ekonomi negara secara keseluruhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun