Mohon tunggu...
Roesda Leikawa
Roesda Leikawa Mohon Tunggu... Editor - Citizen Journalism, Editor, Penikmat Musik Instrumen dan Pecinta Pantai

"Menulis adalah terapi hati dan pikiran, Kopi adalah vitamin untuk berimajinasi dan Pantai adalah lumbung inspirasi" -Roesda Leikawa-

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Merayakan Kemenangan Tanpa Kehadiran Bapak

5 Juli 2016   21:28 Diperbarui: 5 Juli 2016   22:12 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Elena Shumilova

Hari ini pancaran mentari begitu indah, sungguh dia menampakkan cintanya pada alam raya, seakan memberi isyarat untuk bersegera tunaikan niat di hati. Pagi itu aku pun bersiap diri dan berjalan menuju tempat istirahat panjang Lelaki yang ku panggil Bapak. Makam yang baru berusia enam bulan itu bersebelahan dengan makam nenek, disamping kanan ada makam adik perempuannya. Ini untuk kedua kalinya saya datang ziarah ke makam keluarga setelah meninggalnya Bapak, Januari 2016 lalu.

Dan besok, 6 Juli 2016 adalah Lebaran Idul Fitri, hari dimana umat Islam diseluruh pelosok bumi ini merayakan kemenangan setelah sebulan penuh menahan haus dan dahaga. Berkumpul bersama sanak keluarga, menikmati hari yang suci dan fitri.

Pada saat saya buat tulisan ini, sebenarnya ada rasa rindu, sedih, pilu bercampur jadi satu. Kemenganan nan suci tidak bisa dirayakan dengan kebahagiaan, sungguh saya tidak bisa paksakan diri untuk bersemangat, entahlah betapa mendungnya hati ini, tak bisa terrangkai dalam kata secara struktur, yang pastinya semua dirumah ini terasa beda sejak kepergian Bapak. Lebaran tahun lalu pun demikian, kami sekeluarga tidak bisa merayakan dengan suka cita, sebab tepat suara takbir berkumandang di masjid, saat itulah puncaknya Bapak sakit keras, sungguh ujian besar saat itu.

Hingga lebaran kali ini dan untuk seterusnya kami tidak akan bersama lagi, hanya kenangan saja yang jadi pengobat rindu. Ya hanya tinggal kenangan, sebab Bapak sudah tiada lagi. Semoga Allah SWT menempatkannya di Syurga, Aamiin.

Allahu Akbar... Allahu Akbar... Allahu Akbar

Suara takbir berkumandan diseluruh jagad raya

Kemenangan sejati akhirnya diraih oleh setiap insan yang meyakininya

Di depan sana kulihat gemerlap warna-warni lampu hias di jalanan

Sementara anak-anak menyorak kebahagiaan dengan kembang api di tangannya

Itulah separuh bukti kemenangan, kebahagian dan cinta yang ditunjukkan

Sedang aku hanya berdiam diri disini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun