Mohon tunggu...
Ruri Andayani
Ruri Andayani Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya seorang penyintas kehidupan

Saya siapa yaa?

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Elpiji 12 Kg-nya Malaysia dan Indonesia Sama-sama Habis dalam Tiga Bulan Loh" (Semacam Curhat)

18 Februari 2018   00:44 Diperbarui: 18 Februari 2018   02:24 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Paling nelangsa kalau elpiji habis pas sabtu malam. Padahal saya orang yang sangat ketergantungan pada elpiji pesan antar standar. Alhasil, pada hari Minggunya ku rela gigit jari sampai Senin pagi, daripada keluar dana lebih.


Sebenarnya bukan soal gigit jarinya yang ingin saya bahas di sini, tapi ihwal durasi habisnya. Untuk tabung elpiji terakhir, tumben-tumbenan saya bisa ngirit pakai sampai dua bulan 14 hari. Biasanya sebulan setengah kurang aja sudah tumpas. Padahal seringnya hanya saya sendiri yang pakai, itupun cuma untuk masak-memasak (minus masak nasi pun). Saya pakai elpiji 12 kg.

Habis dalam waktu dua bulan 14 hari sebenarnya tak terlalu mengesankan karena sebelumnya pernah bertahan sampai tiga bulan. Tadinya saya pikir ini hebat, sampai saya mendengar cerita teman saya yang tinggal di Kuala Lumpur.

Tentu saja dia terhenyak mendengar cerita saya. Dia bilang, elpiji seukuran sama di negeri jiran itu juga habis dalam waktu tiga bulan, tapi di rumah yang dihuni lima orang.

Giliran saya yang terhenyak sehenyak henyaknya mendengar cerita dia. Sampai-sampai saya berkali-kali menanyakan lagi testimoninya itu, takutnya ada upil segede huhih di kuping saya. Tapi kuping saya ternyata baik-baik saja (mungkin mata saya yang salah lihat karena ngobrolnya via whatsapp :D).


Sejak dengar (baca) cerita kawan saya itu, saya gapernah hidup tenang lagi setiap kali pesan elpiji. Apalagi harganya diam-diam sudah balik ke Rp 147 ribu lagi (plus tip petugas pesan antarnya, jadi total 150 rebu)
--seraya heran kok rakyat gak ada yang komplen? Ooh.. pelanggan elpiji 12 kg kan horang kaya :P

Sebenarnya sering baca berita ihwal akal-akalan tabung elpiji. Ada yang dioplos, entah dioplos pake apa, pake baygon kali. Orang Indonesia kan kreatip. Ada juga yang katanya tabungnya diberati pakai pelat besi, mmhh... mmhh...

Pernah juga iseng tanya ke petugas pesan antarnya tentang kemungkinan akal-akalan ini. Eh, dia memungkinkan hal tersebut.  Waduh!

Pertamina sebagai produsen hulu mah gamau terlalu peduli modus agen elpiji yang jumlahnya jutaan (?) di seluruh negeri "gemah ripah loh kok gini sih" ini. Yang penting buat mereka sudah menyatakan bahwa tabung-tabung elpiji yang keluar dari Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) Pertamina, isinya dipastikan pas.

Ah, tapi orang Indonesia mah sudah teruji dengan segala macam kadalisasi di berbagai sektor kehidupan. Daripada mempermasalahkan yang segitu, nanti malah ruginya segonoh. Kunci pertahanan hidup orang Indonesia walau baju tinggal yang nempel di badan pun adalah "nrimo", kecuali katakan bye bye pada "waras".

Omong-omong, alangkah senangnya jika ada yang bisa mengonfirmasi (atau punya pengalaman juga) apakah benar elpiji 12 kg-nya Malaysia bisa tahan tiga bulan untuk keluarga lima orang dengan penggunaan normal (masak-memasak), dibanding elpijinya Indonesia dengan berat sama, juga bisa tiga bulan (bahkan kurang), tapi cuma buat satu orang. Jika benar, tak perlu tanya kenapa negeri ini sekarang selalu tertinggal dari negeri yang sering kita cap "maling" itu. Eta terangkanlah.
***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun