Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Aqiqah dan Selapanan Bayi, Budaya Jawa yang Bernuansa Islami

9 Oktober 2025   21:14 Diperbarui: 9 Oktober 2025   21:14 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menggunting rambut bayi saat acara aqiqahan. Dokumen pribadi

Selapanan adalah slametan bayi yang berumur 35 hari. Bagi orang Jawa selapanan adalah hal yang harus diperingati. Hal ini bertujuan mendoakan bayi agar diberi keberkahan dan kemanfaatan. Selain itu bersyukur karena lahir dengan selamat dan diberi kelencaran dalam persalinan.

Namun selain adat Jawa sebenarnya dalam Islam juga disunahkan mengadakan aqiqah di hari ke tujuh.  Rasulullah menganjurkan saat anak lahir,  orang tua memberikan nama yang baik, menyembelih domba di hari ke tujuh.

Dari Samuroh bin Jundub, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya, disembelihkan untuknya pada hari ketujuh, digundul rambutnya dan diberi nama." (HR. Abu Daud no. 2838, An Nasai no. 4220, Ibnu Majah nol. 3165, Ahmad 5/12. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Hadis di atas menerangkan kepada kita bahwa dianjurkan untuk mengadakan aqiqah di hari ke tujuh dengan menyembelih kambing, mencukur rambut bayi dan memberikan nama yang baik.

Menujuk hadis di atas saya pun melakukan hal yang menjadi anjuran Nabi tersebut, yaitu melakukan walimatul aqiqah pada cucu saya namun tidak pada hari ke tujuh. Tepatnya saya lakukan pada hari ke 35. Biasanya orang Jawa mengatakan selapanan.

Mengapa selapanan

Karena saya orang Jawa, maka saya mengombinasikan aqiqah dan selapanan.  Bagi orang Jawa selapanan bayi merupakan adat yang tidak boleh ditinggalkan. Biasanya bayi dislameti supaya slamet.

Sederhananya, keluarga membagikan masakan dengan khas urap kepada tetangga sekitar. Nah, kesempatan baik ini sekaligus saya laksanakan aqiqah. Dalam aqiqah itu disunahkan mencukur rambut bayi, dan memberikan nama yang baik.

Acara berlangsung dengan meriah tanda syukur keluarga bahwa kami mempunyai keluarga baru. Acaranya dilaksanakan malam hari. Kita mengundang tetangga sekitar untuk bersama-sama mendoakan bayi agar hidupnya kelak bermanfaat untuk agama dan bangsanya.

Tak lupa acara dibuka dengan mahalul qiyam, atau pembacaan sholawat Nabi. Saat pembacaan sholawat itulah Ayah si bayi menggendongnya sambil mendekatkan bayinya kepada tamu yang dianggap tokoh atau Kyai untuk menggunting rambut si bayi.

Begitu seterusnya satu-persatu kyai dan tokoh masyarakat diberi kesempatan untuk menggunting rambut si bayi. Hingga sholawat selesai, dan selesai sudah acara gunting rambut.

Setelah itu acara diisi dengan mauidhoh hasanah dan ditutup dengan Doa.

Hal-hal yang perlu disiapkan saat aqiqah

Saya dan keluarga saat menimang cucu. Dokpri
Saya dan keluarga saat menimang cucu. Dokpri

Kambing

Kambing adalah syarat mutlak dilaksanakannya aqiqah. Pelaksanaan aqiqah bagi bayi perempuan cukup satu kambing, sedangkan bayi laki-laki dua ekor kambing adalah utama. Jika tidak mampu dua maka satu ekor kambing untuk bayi laki-laki diperbolehkan.

Dikutip dari rumaisyao.com tentang, aqiqah untuk laki-laki satu kambing, bolehkan?  "Untuk anak laki-laki dua kambing yang sama dan untuk anak perempuan satu kambing." Abu Daud berkata, saya mendengar Ahmad berkata, "Mukafiatani yaitu yang sama atau saling berdekatan." (HR. Abu Daud no. 2834 dan Ibnu Majah no. 3162. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Dari Ibnu Abbas . dia berkata :

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengakikahi Al Hasan dan Al Husain, masing-masing satu ekor gibas (domba)." (HR. Abu Daud no. 2841. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Akan tetapi riwayat yang menyatakan dengan dua kambing, itu yang lebih shahih)

Kambing disembelih dan dibagikan dalam bentuk masakan. Sehingga tepat jika saat aqiqah mengundang tetangga sekitar juga saudara sekaligus memberi berkat yang isinya makanan dan daging kambing yang sudah diolah, biasanya diolah menjadi gulai atau sate.

Iwel-iwel

Jajanan tradisional ini mengandung filosofi yang luhur. Iwel-iwel berasal dari bahasa Jawa yang berarti kemiwel, atau menggemaskan. Biasanya bayi yang baru lahir itu lucu dan menggemaskan sehingga dibuatkan panganan iwel-iwel.

Iwel-iwel terbuat dari bahan dasar ketan dan parutan kepala yang diisi gula merah. Rasanya gurih dan manis. Lengket karena dari bahan dasar ketan simbol dari kedekatan orang tua dan anak. Kasih sayang orang tua yang tak pernah putus lengket terus seperti ketan.

Dalamnya manis karena ada gula sebagai simbul dan harapan semoga kelak menjadi anak yang bertutur kata manis dan menyejukkan. Menjadi anak yang membanggakan kedua orang tua.

Dibungkus daun menyerupai bentuk piramida yang mengerucut lancip ke atas. Menuju Tuhan Yang Maha ESa. Sedang lima sudutnya melambangkan rukun islam yang berjumlah lima.

Selain filosofi di atas ada yang berpendapat bahwa iwel-iwel berasal dari doa kepada orang tua dengan kalimat  "rabbighfirli waliwalidayya" yang artnya ampunilah kedua orang tua. Namun karena lidah Jawa untuk melafadkan  'waliwalidayya' kesulitan sehingga berubah menjadi iwel-iwel.

Bagi orang Jawa kelahiran bayi dianggap penting. Setiap bayi yang lahir menjadi harapan baru bagi orang tua, sehingga harapan tersebut digambarkan melalui jajanan tradisional yang disebut iwel-iwel. 

jajanan iwel-iwel yang wajib ada saat selapanan bayi. Gambar dari lestariweb.com
jajanan iwel-iwel yang wajib ada saat selapanan bayi. Gambar dari lestariweb.com

Memotong  rambut dengan dibacakan sholawat nabi

Dari Samurah bin Jundub bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata,

"Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya, disembelihkan untuknya pada hari ketujuhnya, digundul rambutnya dan diberi nama." (HR. Abu Daud no. 2838, An Nasai no. 4220, Ibnu Majah nol. 3165, Ahmad 5/12. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Potong rambut saat bayi juga dianjurkan oleh Rasulullah, akan lebih baik jika diiringi dengan  pembacaan  sholawat Nabi. Sang bayi digendong oleh ayahnya kemudian satu persatu tamu undangan yang dianggap sepuh diberi kesempatan untuk menggunting rambut bayi.

Memberikan nama yang baik

Saat aqiqahan, tepat sekali sang Bapak mengumumkan dan mengenalkan nama bayi supaya diketahui oleh orang banyak. Nama merupakan simbul sekaligus doa, untuk itu sebaiknya memberikan nama yang bagus.

Seperti cucu saya yang bernama Najla Sahila Bitazkiya. Yang berarti Najla indah, cantik, sahila adalah mudah, bitazkiya berarti suci. Diharapkan dari nama tersebut bahwa kelak menjadi anak cantik yang berhati lembut, tenang dan perilakunya suci. A

 Bahan Bacaan :

https://kumparan.com/nafshifa-z-a/iwel-iwel-merupakan-tradisi-di-pati-untuk-mendoakan-bayi-sebelum-sedekah-bumi-247hNCEdypO

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun