Maya sering menangis di keheningan malam, mengadukan segala keluh kesahnya, keterbatasannya dan memohon diberi kesabaran atas musibah yang menimpanya. Semoga dikuatkan raganya mendampingi suami dan mengantarkan anak-anaknya meraih cita-cita.
 Ihtiyar dan tawakal Â
Manusia wajib berusaha, Tuhanlah yang menentukan. Segala bentuk ihtiyar sudah dilakoninya, mulai dari dokter, rumah sakit, terapis, dukun, kiyai dan sebagainya. Selama hampir tiga tahun ini, Maya  berjuang tanpa kenal lelah.
Dia berusaha tegar di depan anak-anaknya, walaupun dikeheningan malam dia rapuh tak berdaya. Beban yang dia tanggung sendiri menjadikan kepasrahan tingkat tinggi kepada Allah SWT. Dia yakin jika Allah berkehendak pasti akan ada keajaiban.
Namun apapun usaha kita saat Allah belum mengabulkan maka semua akan menjadi ihtiyar yang tidak akan terputus oleh waktu. Berusaha mencari kesembuhan adalah kewajiban.
Jangan putus asa saat berihtiyar, sesungguhnya setelah ihtiyar harus ada tahapan selanjutnya, yaitu tawakal. Tawakal adalah menyerahkan semua urusan hanya kepada Allah semata. Apapun yang sudah kita lakukan Allah yang akan memberikan ganjaran. Ihtiyar sembuh adalah kewajiban kita sebagai upaya penghambaan, namun hasil sembuh  adalah takdir Sang Kuasa.Â
Yakini yang terjadi adalah yang terbaik
Kita tak pernah tahu apa dibalik musibah, namun Tuhan yang paling mengerti mengapa kita diberi ujian dan cobaan. Baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah demikian sebaliknya, menggerutu karena musibah yang menimpa, yang kita anggap buruk belum tentu buruk menurut Allah SWT.
Untuk itu meyakini bahwa yang terjadi adalah yang terbaik, yang Allah pilihkan untuk kita. Pasti semua perjalanan ada hikmahnya. Â jika telah meyakini hal ini akan tumbuh rasa ihlas dan legowo saat menerima bentuk cobaan.
Suami yang dulu gagah, berdasi, pergi ke kantor saat pagi hari dan pulang sore hari, jika bertutur penuh wibawa, sekarang, terkulai lemah tak berdaya, Â tak bisa berucap bahkan untuk sekedar minta makan saja tak mampu.
Tiba-tiba menangis saat melihat anak-anaknya sedang salim saat akan berangkat ke sekolah. Netranya tiba-tiba berlinang air mata saat memegang alquran, karena dulu dia sering murajaah dan melantunkannya sekarang dia tak mampu melafalkannya.