Mohon tunggu...
Rumah Yatim
Rumah Yatim Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pusat Penyantunan, Pembinaan dan Pemberdayaan Yatim dan Dhuafa. ABADIKAN HARTA KITA bersama Rumah Yatim Indonesia di www.rumahyatimindonesia.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gila Harta, Lupa Nyawa

6 April 2013   13:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:38 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sampai akhirnya, Raja marah dan memilih sendiri kereta kudanya. Pilihan Raja ternyata jatuh pada kereta kuda pertama yang disiapkan pengawal tadi.

Kejadian tersebut kembali terulang, ketika Raja memilih jubah yang akan dipakainya. Raja minta dipilihkan jubah terbaiknya. Namun, ketika pelayan membawanya ke hadapan Raja, Raja kurang puas dan minta dipilihkan jubah warna emas.

“Tidak. Jubah emas ini sudah terlalu kusam. Ambilkan jubahku yang paling wangi!” titah sang Raja.

Pelayan kembali dengan jubah yang paling wangi. Namun, Raja menyuruhnya kembali dengan jubah yang paling banyak hiasannya. Begitu terus, sampai akhirnya sang Raja kelelahan dan memilih baju pertama yang disiapkan pelayan tadi.

Akhirnya, sang Raja berangkat seorang diri. Ia mengendarai kereta kuda dan memakai jubah yang dipilihnya sampai kelelahan. Hingga tiba di pojok jalan yang sepi, kereta kuda sang Raja dihadang seseorang yang berpakaian lusuh.

“Hei pengemis, berani-beraninya kau menghalangi jalanku. Tak tahukah kau, kalau aku ini Rajamu?” bentak Raja.

Orang yang berpakaian lusuh lalu mendekati kereta kuda sang Raja dan berbicara padanya.

“Turunlah kau, aku ada keperluan yang sangat penting denganmu, sekarang juga!” suaranya yang tegas dan halus membuat Raja sedikit bergidik.

“Keperluan apa yang kau maksud? Lebih baik, sekarang kau menyingkir dari hadapanku karena aku sedang terburu-buru,” Raja bersikeras mengusir orang asing itu dan bersiap menarik kekang kuda untuk memacunya sambil berlari.

“Berhenti dan turun dari keretamu!” nada suara orang asing itu kini lebih tegas dan bernada perintah.

Raja akhirnya turun dan menghampiri orang asing yang tidak sopan itu. Raja berniat memberi pelajaran kepadanya karena berani menentang Raja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun