Cuti hamilku sendiri hanya 3 bulan. Biasanya aku mulai cuti sekitar dua minggu menjelang melahirkan. Disambung dengan sisa cuti tahunan, jumlahnya tak kan dapat mencapai 4 bulan. Paling ‘mentok’ tiga bulan lebih sedikit. Dan selisih dua atau tiga minggu dari jatah cuti sampai rentang waktu 4 bulan dimana target ASI eksklusif perlu diberikan inilah yang kusiasati dengan stock ASI beku tersebut.
***
Anak sulungku dilahirkan di kota kelahiranku. Aku kembali ke rumah ibu saat melahirkan hingga waktu cuti hamilku habis. Tentu saja dengan rencana bahwa saat aku sudah harus kembali bekerja dan kembali ke rumahku sendiri di kota lain, bayi yang baru saja kulahirkan juga akan ikut serta tinggal denganku di rumah kami sendiri.
Tapi rencana itu ternyata tak dapat dijalankan bagi bayi mungil putri sulungku itu.
Karena,ketika dia mendapatkan imunisasi BCG-nya yang pertama, reaksi tubuhnya ternyata sangat sensitif. Dia kemudian harus mendapatkan obat karena itu. Dan dokter yang merawatnya tidak dapat memastikan apakah reaksi sensitif ini hanya akan terjadi pada imunisasi BCG atau pada semua jenis imunisasi yang kelak diberikan padanya.
Waduh.
Akhirnya, dengan berat hati dan berbagai pertimbangan, saat aku sudah harus kembali ke kantor, bayi mungilku tetap tinggal bersama nenek dan kakeknya, kedua orang tuaku, di kota kelahiran.
Suamiku tetap dengan jadwal yang sama seperti sebelumnya, menengok bayi kami di akhir minggu. Datang hari Jumat malam dan pulang pada Senin subuh. Kali ini bersama aku. Jadi, kami berdua menjalani rutin tersebut setiap akhir minggu.
Aku sendiri, karena urusan ASI, menambahkan satu jadwal pulang lagi di hari Rabu sore. Jadi di Rabu sore, aku bergegas dari kantor menuju stasiun kereta api lalu naik kereta selama tiga jam untuk pulang menemui bayiku dan memberikan ASI semalam,kemudian keesokan harinya, Kamis jam 5 pagi aku kembali naik kereta dan langsung berangkat ke kantor dari setasiun kereta api di kota tempatku bekerja.
Jadi walau tinggal di kota yang berlainan, bayiku tetap memperoleh ASI langsung dari aku pada akhir minggu antara Jum’at malam hingga Senin subuh, plus pada Rabu malam sampai Kamis subuh.
Di hari- hari diantara itu, ASI bekulah yang menyambung hidupnya.