Mohon tunggu...
Rully Novrianto
Rully Novrianto Mohon Tunggu... A Man (XY) and a Mind Besides Itself

Bukan pakar, pemerhati, pengamat, apalagi figur publik. Tulisan saya lainnya ada di www.rullyn.net

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Tindak-tanduk LMKN Mirip Alien di Film "A Quiet Place"

19 Agustus 2025   13:00 Diperbarui: 20 Agustus 2025   10:46 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jerat royalti pada musik di area publik (Kompas.id)

Dalam lanskap sinematik yang mencekam, film "A Quiet Place (2018)," berhasil menciptakan teror alien yang selalu mengintai dalam setiap desah napas. Dunia pasca-apokaliptik yang digambarkannya adalah neraka sunyi, di mana satu bunyi suara bisa berakibat fatal.

Makhluk-makhluk mengerikan, yang dijuluki "Death Angels," menjadi karakter utama dari kesunyian mematikan ini. Mereka adalah predator buta dengan pendengaran super sensitif, menjadikan setiap bisikan, setiap derap langkah, bahkan setiap tetes air sebagai sinyal perburuan yang mematikan.

Nah kalau dipikir-pikir, makhluk-makhluk ini punya kemiripan yang satir dengan LMKN (Lembaga Manajemen Kolektif Nasional) yang lagi gencar-gencarnya menagih royalti musik ke kafe dan hotel. Kok bisa?

alien dalam A Quiet Place (reddit.com)
alien dalam A Quiet Place (reddit.com)

Telinga Super Sensitif LMKN

Sama seperti "Death Angels" yang peka banget dengan suara, LMKN juga punya "telinga" yang super sensitif. Mereka seakan bisa dengar setiap nada yang diputar di kafe, setiap melodi yang mengalun di lobi hotel.

Tidak hanya lagu, suara burung, hingga murottal (lantunan ayat suci Al Qur'an) juga bisa terdeteksi oleh mereka.

Begitu ada lagu yang dimainkan, "sensor" LMKN langsung aktif. Nggak lama kemudian, datanglah mereka. Mirip dengan para alien yang langsung bergerak begitu ada suara, LMKN juga sigap mendatangi tempat-tempat itu buat nagih royalti.

Titik Lemah 

Kalau titik lemah alien itu di kepala mereka yang terbuka, titik lemah LMKN justru ada di penerapan aturan dan transparansi yang dipertanyakan.

Suara-suara "frekuensi tinggi" yang paling sering mengganggu mereka itu ya pertanyaan-pertanyaan dari para pemilik bisnis: "Pembagiannya bagaimana?", "Gimana cara ngitungnya?", "Uang royaltinya lari ke mana?".

Kedatangan yang Bikin Panik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun