Mohon tunggu...
Rully Moenandir
Rully Moenandir Mohon Tunggu... Administrasi - TV and Movie Worker

Seorang ayah dari 4 anak yang bekerja di bidang industri televisi dan film, serta suka sekali berbagi ilmu dan pengalaman di ruang-ruang khusus sebagai dosen maupun pembicara publik. Baru buat blog baru juga di rullymoenandir.blogspot.com, setelah tahun 2009 blog lamanya hilang entah kemana.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Taman Piknik yang Tak Bisa Dipakai Piknik

24 Februari 2019   00:45 Diperbarui: 24 Februari 2019   19:08 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Sambil anak-anak bermain, kami menikmati sekali pamendangan yang agak tinggi tadi (tidak setinggi area jalan kompleks di pintu masuk taman). Track yang naik turun, membuat tantangan tersediri untuk yang melakukan jogging disini.

Dari sini ini, terlihat jelas view taman berupa rumput dan "calon" pepohonan, serta kolam yang dipenuhi bungan teratai yang sedang mekar...indah sekali.

====

dokpri
dokpri
Selesai makan dan berkemas, kamipun melanjutkan penjelajahan taman ini, sambil ber wefie tentunya di beberapa spot menarik. Dan kali ini, selain akan berfoto di sekitar kolam taman teratai yang bermekaran, kamipun akan menyambangi gedung di ujung taman yang bangunannya lebih besar dari toilet tadi, namun terlihat tanpa ruang dan teduh, yang sebetulnya cocok untuk tempat kami tadi gelar tiker, dan jangan-jangan merupakan Musholla yang sedari tadi kami cari-cari, karena waktu Ashar sudah hampir masuk.

dokpri
dokpri
Sayangnya, sekitar 2-3 meter sebelum kami tiba di bangunan tadi, bau tidak sedap sangat menyengat masuk ke hidung. Dan setelah sampai di bangunan tadi, yang juga tersedia tangga untuk penyandang disabilitas, terlihat jelas dibelakang bangunan tadi masih berupa rawa dengan kondisi air hitam sangat kotor dan berbau. 

Kami tidak habis pikir kenapa kondisi ini dibiarkan, sedangkan bangunan tadi sangat bagus untuk lokasi duduk-duduk karena tersedia kursi beton dan posisi tangga yang lebar bisa untuk beristirahat setelah berjalan menngelilingi taman, atau gelar tiker tentunya.


dokpri
dokpri
Tidak lama kami memperhatikan sekeliling karena baunya sangat menyengat, kami melanjutkan ke arah pulang lewat sisi lain kolam teratai, dan kejanggalan lain juga menghampiri pikiran ketika melihat pagar taman yang tidak sepenuhnya mengelilingi area taman. Ada bagian yang lumayan panjang yang tidak tertutup pagar, yang biasanya dikhawatirkan jadi pemicu timbulnya tindakan kriminal atau asusila ketika taman mulai gelap.

Kami ingat betul ketika di depan oleh penjaga diberitahu kalau taman dibuka pukul 6 pagi dan ditutup pukul 6 sore, lalu jika kondisi "bolong" seperti ini bagaimana ?

Belum habis kami berandai-andai, tiba-tiba seekor anjing hitam berlari masuk kedalam taman secara cepat dan membuat beberapa pengunjung panik dan berteriak ketakutan, walau sang anjing tadi tidak menggonggong. Alhamdulillah, pihak kemanan cepat tanggap dan menghalau anjing tadi untuk kembali keluar area taman.

Tapi dipikir-pikir, jadi makin riskan juga soal pagar yang tidak sempurna ini, jika tadi berfikir hanya manusia, sekarang jadi bertambah dengan masuknya binatang (anjing) yang pasti kotorannya akan mengganggu pengunjung jika bertebaran plus kehigienisan lokasi untuk gelar tiker (tiker melulu mikirnya nih).

Sedangkan, menurut Kepala Dinas Kehutanan DKI Djafar Muchlisin, Taman Maju Bersama (TMB) berbeda dengan RPTRA. Jika RPTRA berisi berbagai fasilitas seperti gedung serba guna, kantin, perpustakaan, dll dan bisa digunakan warga yang perawatannya ditanggung pemda/skpd terkait, sedangkan TMB isinya memang lebih ke arah taman dengan minim bangunan sebagai tempat masyarakat berinteraksi yang pemeliharaan dan penggunannya pun ditanggung bersama oleh masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun