Mohon tunggu...
Rully Moenandir
Rully Moenandir Mohon Tunggu... Administrasi - TV and Movie Worker

Seorang ayah dari 4 anak yang bekerja di bidang industri televisi dan film, serta suka sekali berbagi ilmu dan pengalaman di ruang-ruang khusus sebagai dosen maupun pembicara publik. Baru buat blog baru juga di rullymoenandir.blogspot.com, setelah tahun 2009 blog lamanya hilang entah kemana.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Taman Piknik yang Tak Bisa Dipakai Piknik

24 Februari 2019   00:45 Diperbarui: 24 Februari 2019   19:08 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Taman yang dibangun diatas tanah hampir seluas 1,3 Hektar ini awalnya merupakan tempat pembuangan sampah liar diatas tanah milik Pemda DKI Jakarta. Taman yang merupakan pengembangan taman yang ada sebelumnya (taman lama masih ada dan dibiarkan berdiri, namun tidak terawat), berlokasi di dalam kompleks perumahan Jatiwaringin, pinggir Kalimalang.  

Tangkapan Layar Instagram @AniesBaswedan (dokpri)
Tangkapan Layar Instagram @AniesBaswedan (dokpri)
Warga yang datang sangat antusias, karena penasaran dengan postingan Gubernur Anies Baswedan di media sosialnya saat meresmikan taman pada tanggal 13 Januari 2019 lalu, yang menurut penjaga taman diperkirakan 100-200 orang per hari datang sejak peresmian, untuk menikmati taman yang dibangun menghabiskan dana sekitar 3 Miliar rupiah (data LPSE DKI JAKARTA).

Ketika kami sekeluarga datang (kami memang penikmat rekreasi taman sejak banyak dibangunnya RPTRA), kami sedikit takjub dengan apa yang ada di depan mata.

Taman yang agak menurun lokasinya seperti lembah ini sangat cantik. Warna hijau rumput yang mendominasi, bercampur dengan warna kuning dan ungu yang diatur sedemikian rupa agar semakin enak dipandang.

dokpri
dokpri
Dari depan kita sudah disambut dengan Tulisan nama taman di area parkir, namun sayang parkiran yang tersedia cukup sempit untuk ukuran luas taman sebesar ini (sepertinya kedepannya akan lebih dari 100-200 orang per hari yang datang). 

Walau demikian, pengunjung bisa juga memarkirkan kendaraannya dipinggir jalan atau depan taman lama, karena ini merupakan wilayah perumahan dan tidak mungkin ada kendaraan besar lalu lalang sehingga akan menggangu kendaraan lain yang akan lewat.


Dokpri
Dokpri
Setelah kita melewati pos keamanan yang cukup besar dan unik bentuknya, kita dihadapkan 2 pilihan jalan untuk masuk ke area utama taman, apakah melewati kolam dengan lintasan model jembatan putus-putus, atau lintasan menurun landai memutar yang juga bisa digunakan untuk penyandang disabilitas, dengan kondisi tidak licin dan desain yang bagus tentunya. Mantap

Memasuki area Taman, kita disambut Desain atap dengan model sun shade yang modern. Sayangnya, di ujung kait tenda besar, sudah sobek. Terlihat sekali kondisinya hanya tinggal menunggu "nafas terakhirnya" saja, lalu putuslah tenda tadi sehingga keseluruhannya harus dilepas agar tidak berbahaya melambai-lambai dan mengenai pengunjung. Kalau sudah dilepas, jadi berkurang dong ya salah satu unsur keindahannya tadi, karena aksen modern ini menjadi pemanis taman juga lho.

dokpri
dokpri
Kalau di awal menurut beberapa media yang hadir saat meliput peresmian mengatakan di Taman Piknik ini tidak tersedia Toilet dan tempat sampah, padahal merupakan ruang publik yang mengusung nama "piknik", sehingga beresiko akan munculnya sampah dan tingginya kebutuhan toilet...Saat kami disana, sudah ada toilet di sisi kanan taman, dengan desain bata exposed yang bagus. Namun sayang, taman yang baru berumur sekitar 2 bulan ini washtafelnya sudah mengalami kerusakan, krannya patah, dan pipa air serta pembuangannya pun sudah tidak ada, sedangkan toiletnya yang merupakan toilet duduk lumayan kotor dan hanya difungsikan 1, sedangkan lainnya diperuntukkan untuk penjaga taman.

dokpri
dokpri
Dan untuk tempat sampah, sudah terlihat dibeberapa titik, dengan 2 desain tempat sampah yang berbeda, serta "kurang bersahabat" bagi warga DKI yang selama ini diperkenalkan dengan tampat sampah yang mengelompokkan sampah menjadi 3 jenis (sampah basah, sampah kering, dan sampah limbah B3). Di taman piknik hanya ada 2 pilahan sampah yakni recycle-not recycleable dan organik-non organik, lengkap dengan logo internasionalnya di masing-masing tempat sampah tadi. 

Sedikit melangkah kedepan, terdapat tulisan PIKNIK yang cukup besar dan unik sebagai landmark taman ini. di tengah-tengah taman ditanami pula beberapa jenis pohon berwarna kuning dan ungu. Sedangkan untuk "calon" pohon besar ditanami banyak sekali pohon ketapang kencana dan tabebuya, yang kemarin sempat menghebohkan karena di Surabaya pohon tabebuya sudah mulai berkembang bak pohon sakura. Kedepannya, taman ini pasti akan seperti ladang pohon sakura layaknya di Shinjuku Gyoen National Garden, Tokyo Jepang. Bakalan keren pastinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun