Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mimpi Anak Muda Terwujud, Kawasan Teknologi "Silicon Valley" Bukit Algoritma Dibangun di Sukabumi

10 April 2021   09:04 Diperbarui: 10 April 2021   09:36 1464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bukit Algoritma (kompas.tv)


Tol Bocimi (Bogor-Ciawi-Sukabumi) seksi 2 diprediksikan akan selesai dan dapat beroperasi penuh pada Agustus 2021 ini.

Seksi 2 ini menghubungkan Cigombong hingga Cibadak (11,9 kilometer) saat ini sudah mencapai 77 persen.

Saat ini yang sudah beroperasi sepenuhnya adalah seksi 1 antara Ciawi-Cigombong yang sudah diresmikan oleh Presiden Jokowi pada tahun 2018 lalu. Sepanjang 15,35 kilometer.

Nantinya jika keseluruhan seksi (4 tahap) ini sudah tuntas semuanya maka setidaknya Sukabumi akan kecipratan rejeki dengan berdatangannya terutama wisatawan dari arah Jakarta.

Waktu tempuh Bogor ke Sukabumi yang biasanya 3-4 jam, maka dengan selesainya tol ini dapat ditempuh hanya dalam waktu 1-2 jam saja.

Selain mengadakan kunjungan wisata, tujuan mereka yang dari Jakarta ke Sukabumi adalah keperluan bisnis, keperluan pribadi, bahkan kepentingan teknologi.

Mengapa teknologi?

Kompas TV memberitakan di Cikidang dan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, akan dibangun suatu KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) yang diperuntukkan bagi Pengembangan Teknologi dan Industri 4.0.

KEK yang dinamakan Bukit Algoritma itu akan memakan luas 888 hektar, suatu kawasan perusahaan yang menyerupai teknologi Silicon Valley.

Dalam tahap awal pembangunannya proyek ini akan memakan biaya sekitar 1 miliar euro atau Rp 18 triliun. Proyek direncanakan selesai dalam tiga tahun ke depan.

Mitra yang dipercaya melaksanakan proyek ini adalah PT Amarta Karya (Persero) atau PT AMKA. (Sumber)

"Perseroan dipercaya sebagai mitra pembangunan Bukit Algoritma," kata Direktur Utama PT AMKA, Nikolas Agung, Kamis (8/4/2021) kepada kompas.com.

Proyek ini sesuai dengan rancangan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan PEN (Pertumbuhan Ekonomi Nasional).

Bukan hanya bermanfaat di bidang teknologi (4.0), riset, dan development. Tapi juga mendorong peningkatan sektor pariwisata di Sukabumi dan sekitarnya.

Budiman Sudjatmiko, Ketua Pelaksana Kiniku Bintang Raya Bukit Algoritma, mengatakan nantinya Bukit Algoritma ini akan menjadi salah satu pusat pengembangan teknologi dan inovasi tahap lanjut.

"Panel surya, pesawat nirawak (drone), robotik, hingga kecerdasan buatan," kata Budiman tentang pengembangan inovasi yang dimaksud.

Belakangan kita sering mendengar istilah Revolusi Industri 4.0 seperti yang salah satunya disebutkan di atas.

Berdasarkan penemuan-penemuan dan lompatan tertentu di bidang teknologi, maka Revolusi Industri itu dibagi kedalam beberapa tahap. 

Sekarang ini manusia tengah berada di Revolusi Industri 4.0. Ciri-ciri 4.0 ini adalah adanya kendaraan yang dapat berjalan sendiri kendati tanpa adanya orang yang mengendalikan.

4.0 juga ditandai adanya robot-robot otomatis dan kecerdasan buatan lainnya.

Revolusi industri 1.0 mulai terjadi pada abad ke 18. Antara tahun 1750-1850 terjadi perubahan besar di bidang transportasi, pertambangan, manufaktur, dan pertanian. Tentu saja semua perubahan besar-besaran teknologi itu mempengaruhi kondisi budaya, ekonomi, dan sosial di dunia.

1.0 ditandai dengan ditemukannya mesin uap pada tahun 1776. Penemuan tersebut dilanjutkan oleh mesin uap yang dibuat James Watt yang jauh lebih efisien dan lebih murah daripada sebelumnya.

Jika sebelumnya digunakan tenaga manusia dan hewan, maka dengan ditemukannya mesin uap ini maka industri dilakukan secara mekanis. Mesin uap juga digunakan untuk transportasi.

2.0 ditandai dengan digunakannya tenaga listrik menggantikan mesin uap di awal abad ke 20. Pembuatan mobil-mobil, tank atau pesawat (yang digunakan dalam Perang Dunia ke II) dibuat secara "sederhana". Tenaga manusia masih digunakan.

Sedangkan di 3.0 tenaga manusia mulai tidak digunakan dan digantikan dengan mesin yang dapat berpikir sendiri secara otomatis, misalnya komputer dan robot. Tenaga uap dan listrik mulai tersingkirkan.

Bahkan komputer itu sempat digunakan juga untuk keperluan Perang Dunia ke II. Dari komputer yang tidak nyaman lalu ditemukan komputer yang lebih praktis yang dapat digenggam oleh tangan, misalnya smartphone.

Dan teknologi 4.0 ditemukan lagi hal-hal yang dulunya tidak terpikirkan sama sekali, bahkan digadang-gadang menyasar ke sesuatu yang menakutkan.

Contohnya adalah sistem transportasi dengan istilah yang kita kenal sekarang dengan Grab atau Go-Jek. Grab dan Go-Jek ini juga digunakan untuk memesan atau membeli barang-barang yang kita butuhkan.

Industri 4.0 adalah tren di dunia industri yang menggabungkan teknologi siber dan teknologi otomatisasi. Cognitive computing, cloud computing, internet of things (IoT), siber fisik adalah istilah yang muncul di teknologi 4.0 sekarang ini.

Bahkan Teknologi 4.0 ini diangkat menjadi salah satu topik dalam Debat Capres 2019 lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun