Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Inspiratif, Wisata Religi ke Situs Nyai Subang Larang Ditempuh 2-3 Jam dari Bandung

28 Maret 2021   11:06 Diperbarui: 28 Maret 2021   11:08 1105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situs Nyai Subang Larang (law-justice.co)


Film yang diputar setiap malamnya di MNCTV, yaitu "Kembalinya Raden Kian Santang" ada menyebut-nyebut nama Nyai Subang Larang.

Selain Nyai Subang Larang, film itu menyebutkan nama Pajajaran dan Prabu Siliwangi.

Ketiganya memang saling berkaitan. Prabu Siliwangi adalah raja Kerajaan Sunda. Raja yang bergelar Prabu Dewataprana Sri Baduga Maharaja itu memerintah Kerajaan Sunda Galuh selama 39 tahun (1482-1521 Masehi).

Sorotbangsanews, kemarin melaporkan sejumlah 12 orang anggota RUMPPI (Rumah Para Pecinta Ilmu) melakukan kunjungan ke Kabupaten Subang, Jawa Barat, tepatnya ke situs Nyai Subang Larang yang berlokasi di Teluk Agung, Desa Nagerang, Kecamatan Binong, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Ke 12 orang anggota RUMPPI itu melakukan perjalanan selama 3 jam dari Bandung, Jawa Barat, setibanya di lokasi, mereka disambut antara lain oleh tokoh masyarakat setempat, Kepala dan aparat desa, dan Juru Kunci Situs.

"Jika melakukan perjalanan malam hari, bisa sampai hanya 2 jam," kata Ketua Grup GENPARRI PRAWITA, Farhan Aulawi, Minggu (21/3/2021), di Subang.

GENPARRI PRAWITA (Pegiat Ragam Wisata Nusantara) ini adalah nama lain dari RUMPPI, seperti yang sudah disebutkan di atas. GENPARRI PRAWITA ini bahkan punya DPP nya sendiri di Bandung.

Melihat kunjungan apa yang dilakukan mereka, barangkali Anda menjadi terinspirasi untuk melakukan juga wisata religi ini?

Sebelum langsung ke makam Nyai Subang Larang, rombongan GENPARRI itu mengadakan silaturahmi terlebih dahulu dengan para tokoh desa setempat. 

Nyai Subang Larang adalah seorang wanita yang menganut agama Islam. Asal mula pertemuan antara Prabu Siliwangi dengan Nyai Subang Larang adalah ketika Prabu Siliwangi kepincut dengan Nyai Subang Larang, yang mana Nyai Subang Larang ini yang adalah salah seorang santriwati di pesantren Quro di Karawang, dekat Jakarta.

Pesantren Quro itu didirikan oleh Syekh Hasanuddin atau juga disebut dengan Syekh Quro pada tahun 1418 Masehi. Syekh Hasanuddin adalah seorang ulama asal Champa, atau Kamboja sekarang ini.

Semula kedatangan Syekh Quro ke Pulau Jawa adalah untuk berdakwah di Jawa Timur. Setelah singgah terlebih dahulu di Karawang, Syekh Quro enggan untuk melanjutkan rencananya semula ke Jawa Timur.

Itulah cikal bakal didirikannya pesantren Quro. Budayawan Betawi Ridwan Saidi menyebutkan Syekh Hasanuddin ini bahkan menjadi orang pertama yang menyebarkan agama Islam di Jakarta.

Pada saat itu, Nyai Subang Larang menjadi salah satu santriwati di pesantren Quro tersebut.

Kepincut, Prabu Siliwangi mengambil Nyai Subang Larang menjadi salah satu istrinya. Dari pernikahannya itu, maka lahirlah Raden Kian Santang. Raden Kian Santang memeluk agama Islam seperti yang dianut ibunya, Nyai Subang Larang.

Prabu Siliwangi yang Hindu lantas diajak Kian Santang untuk memeluk Islam, akan tetapi konon sang prabu menolaknya.

Menginjak dewasa, Raden Kian Santang lantas syiar, dia menjadi penyebar agama Islam di Jakarta. Kendati Kian Santang berasal dari Sunda, tetapi Kian Santang mendapat tempat di hati orang-orang Betawi, banyak warga Betawi yang menjadi pengikutnya.

Barangkali Anda sudah mendengar nama Jaka Tingkir. Pendekar legendaris Jaka Tingkir ini tidak lain dan tidak bukan adalah kakak kandung dari Nyai Subang Larang sendiri. Jaka Tingkir juga kemudian berguru ke Syekh Hasanuddin di pesantren Quro Nahdatul Ain.

Situs Nyai Subang Larang diresmikan untuk pertama kalinya oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat pada Kamis, 30 Juni 2011.

Abah Roheman, warga setempat, disebut-sebut sebagai orang yang untuk pertama kalinya menemukan situs Nyai Subang Larang itu yaitu pada tahun 1979 dan 1981.

Uniknya, di situs Nyai Subang Larang itu juga ditemukan benda-benda dan perhiasan (gelang, kalung) milik Nyai Subang Larang, koin kuno, dan sejumlah bebatuan berharga lainnya. Ditemukan pula manik-manik dan perabotan milik Nyai Subang Larang yang menjadi tanda-tanda adanya kehidupan prasejarah.

Setelah diadakan penelitian, ternyata benda-benda berharga tersebut memiliki kesamaan dengan benda-benda yang ditemukan di wilayah Pakuan, Bogor.

Jelas sekali, wilayah Pakuan, Bogor tersebut adalah pusat pemerintahan atau ibukota dari Kerajaan Pajajaran dimana Prabu Siliwangi duduk bertahta di istananya memimpin negeri Sunda.

Nyai Subang Larang juga memiliki padepokan untuk belajar mengaji dan Nyai Subang Larang juga berjasa dalam penyebaran agama Islam di Jawa Barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun