Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Diusir dari Istana, Soekarno Hanya Membawa Benda yang Dibungkus Koran agar Tidak Ketahuan Soeharto

24 Februari 2021   11:03 Diperbarui: 24 Februari 2021   11:07 3554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Soekarno dan Soeharto (wartakota.tribunnews.com)


Pusaka berarti warisan. Berkaitan dengan itu bendera pusaka adalah bendera warisan yang sangat berharga sebagai simbol bahwa bangsa Indonesia telah bersatu dan menghirup kemerdekaan ketika bendera merah-putih ini dikibarkan untuk pertama kalinya pada 17 Agustus 1945.

Ketika terjadi pergantian pimpinan sebagai orang nomor satu di republik ini, Presiden Soekarno tidak berhak lagi untuk tinggal di istana. Dari Orde Lama (Orla) ke Orde Baru (Orba).

Konon ada laporan jika Soeharto memaksa Soekarno untuk segera angkat kaki dari istana. Hal tersebut ada tertulis di buku karya Adji Nugroho berjudul "Selangkah Lebih Dekat Dengan Soekarno".

Entah karena terburu-buru atau pun tidak sempat mengurus segala sesuatunya, ternyata Soekarno tidak membawa beberapa barang berharga miliknya dari istana. Jam tangan Rolex, pakaian, dan barang berharga lainnya ditinggalkan Soekarno di Istana Negara Jakarta.

Namun lantas diketahui ada sesuatu yang dibawa Soekarno. Soekarno kedapatan cuma membawa barang yang dibungkus koran, Soekarno memegang erat bungkusan tersebut.

Apa isi bungkusan koran tersebut?

Disinyalir jika benda yang dibungkus dengan kertas koran oleh Soekarno itu adalah bendera pusaka, bendera yang konon dijahit sendiri pembuatannya oleh Fatmawati, isteri Soekarno.

Ketika dalam kesempatan mencari bendera pusaka itu di dalam istana, para petugas kebingungan karena tidak menemui keberadaannya.

Padahal bendera ini krusial dan akan dikibarkan pada perayaan HUT Proklamasi RI pada 17 Agustus 1967. Orang-orang pun menduga jika benda itu dibawa Soekarno ketika dia lengser pada Maret 1967. Soekarno menyembunyikannya.

Lantas sebuah kelompok dibentuk untuk menemui Soekarno di Istana Bogor. Setelah ditemui, pada mulanya Soekarno tidak mau memberitahukan dimana gerangan keberadaan benda hikmat itu.

Akan tetapi Soekarno mulai berpikir jika merah-putih itu bukanlah miliknya pribadi. Itu sudah menjadi milik bangsa Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun