Mohon tunggu...
Elvi Anita Afandi
Elvi Anita Afandi Mohon Tunggu... Lainnya - FAIRNESS LOVER

"... Maka berlomba-lombalah dalam kebaikan." QS. Al Baqarah: 148

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Seni agar Pesan Ceramah Tidak Hanya Didengar tetapi Juga Dirasakan

27 Maret 2024   07:13 Diperbarui: 27 Maret 2024   07:14 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bimbingan penyuluh metode ceramah. Dokpri

Setiap tahun, datangnya bulan Ramadan membawa suatu momentum spiritual yang mendalam bagi umat mukmin di seluruh dunia. Sebagai bagian dari ibadah yang dijalani, seringkali ceramah kultum (kuliah tujuh menit) menjadi ritual yang tak terpisahkan. Biasanya laksanakan saat setelah shalat Subuh atau sebelum tarawih.

Namun, adakah di antara Anda yang pernah merasakan kebosanan, bahkan dalam momen yang seharusnya sakral tersebut? Kita semua mungkin pernah duduk di tengah-tengah ceramah kultum Ramadan yang terasa membosankan, di mana kata-kata yang diucapkan melayang begitu saja tanpa merasuk ke dalam jiwa.

Pertanyaannya adalah, mengapa hal itu terjadi, dan bagaimana kita dapat mengubah dinamika tersebut? Artikel ini mencoba berbagi seni dan strategi di balik membuat ceramah kultum Ramadan yang lebih menarik, lebih berkesan, tidak membosankan dan penuh makna.

Mari kita bersama-sama mencoba menghidupkan semangat dan qiyam Ramadan melalui kata-kata yang tidak hanya didengar, tetapi juga dirasakan  melalui beberapa strategi dan pendekatan berikut:

1. Pilih Topik yang Relevan dan Menarik

  • Pilih topik yang relevan dengan suasana Ramadan dan juga menarik bagi pendengar. Misalnya, tentang nilai-nilai spiritual, praktik ibadah yang ditolak Allah, ,praktik ibadah yang diretima Allah tips praktis untuk menjalani Ramadan dengan baik, atau kisah-kisah inspiratif.

2. Kemas dengan Cerita atau Kisah

  • Gunakan kisah-kisah, contoh nyata, atau cerita pendek yang relevan bisa kisah jaman dahulu atau kekinian dengan topik yang Anda bahas. Cerita-cerita ini dapat membangkitkan minat dan emosi pendengar, membuat ceramah lebih menarik dan mudah dipahami.

3. Gunakan Bahasa yang Sederhana dan Lugas

  • Hindari penggunaan bahasa yang terlalu kaku atau formal. Terlebih bahasa atau istilah yang yang tidak banyak orang faham. Jangan terjebak framing diri supaya kelihatan pintar dan berwawasan, ini akan membuta tujuan mulia agar orang lain tercerahkan menjadi rusak. Gunakan bahasa yang sederhana dan lugas agar mudah dipahami oleh semua tingkatan pendengar.

Ilustrasi berkisah dalam ceramah. Dokpri
Ilustrasi berkisah dalam ceramah. Dokpri

4. Interaktif dan Terlibat dengan Pendengar

  • Ajak pendengar untuk berpartisipasi dengan bertanya, memberikan contoh, atau menyelipkan pertanyaan retoris. Hal ini dapat membantu menjaga perhatian mereka dan membuat ceramah lebih dinamis.

5. Variasi dalam Presentasi

  • Untuk ceramah yang agak panjang, bila memungkinkan gunakan berbagai macam teknik presentasi seperti contoh visual, gambar, atau video pendek untuk memecah monoton ceramah dan menjaga minat pendengar.

6. Sesuaikan dengan Kepentingan Pendengar

  • Luangkan waktu untuk memahami kebutuhan dan minat pendengar Anda. Sesuaikan topik dan pendekatan ceramah dengan apa yang mereka harapkan dan perlukan.

7. Berikan Solusi atau Tips Prakstis

  • Selain memberikan wawasan dan pemahaman, berikan juga solusi atau tips praktis yang dapat diterapkan oleh pendengar dalam kehidupan sehari-hari.

Bersikap Inspiratif dan Mendorong Tindakan

  • Selesaikan ceramah dengan pesan yang inspiratif dan mendorong pendengar untuk mengambil tindakan positif dalam hidup mereka.

Jaga Durasi yang Tepat

  • Pastikan ceramah tidak terlalu panjang sehingga membuat pendengar bosan atau kehilangan fokus. Usahakan untuk menjaga durasi ceramah agar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Terlebih jika memang ini konteksnya kultum.

Dengan menerapkan strategi ini, diharapkan ceramah Kultum Ramadan Anda dapat lebih menarik dan tidak membosankan bagi pendengar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun