Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Langka, "Super-spreader" dari Seorang Jemaat Sekte di Daegu

24 Februari 2020   09:04 Diperbarui: 24 Februari 2020   09:06 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daegu menjadi kota hantu (dailysabah.com)


Covid-19 yang bersumber dari kota Wuhan di Propinsi Hubei terus menebar ancamannya, hingga Minggu (23/2/2020) dilaporkan sebanyak 2254 orang di seluruh dunia meninggal karena tertular virus misterius tersebut. 

Cina menempati urutan terbanyak, yakni 2.250 orang. Sedangkan di Perancis, Italia, Filipina, dan Taiwan ditemukan 1 orang meninggal.

Negara-negara lainnya yang kedapatan pasien yang meninggal oleh Covid-19 itu adalah 5 orang di Korea Selatan, 2 di Hongkong, 3 orang di Jepang, dan 4 orang di Iran.

Jumlahnya diprediksi terus bertambah, orang yang terpapar virus korona tipe baru itu di negara asalnya, sudah melebihi jumlah 77.000 orang.

Sedangkan negara di luar Cina, yang paling banyak terserang virus adalah Korea Selatan. Hingga Minggu (23/2/2020) sudah lebih dari 346 orang.

Sedangkan Daegu di negeri ginseng itu sudah menjadi kota hantu, bahkan dijuluki sebagai "Wuhan Kedua".  Daegu adalah ibukota propinsi Gyeongsang Utara.


Dari 92 kasus baru yang ditemukan, tercatat sebagian besar terjadi di kota industri tersebut.

Di kota berpenduduk 2,5 juta jiwa itu ditemukan kasus "super-spreader". 

Julukan itu diberikan kepada seorang wanita yang berusia 61 tahun. Wanita "patient 31" adalah seorang anggota jemaat gereja sekte Shincheonji Yesus yang beranggotakan 9.000 orang.

Dikabarkan, setidaknya ada 37 jemaat sekte pimpinan Lee Man-Hee itu yang tertular positif virus Covid-19 yang ditebarkan oleh wanita itu.

Sedangkan 53 jemaat lainnya juga sudah menunjukkan gejala-gejala tapi belum diperiksa apakah terjangkit.

Yonhap pada Jum'at (21/2/2020) mengutip perkataan Lee Man-Hee. 

Lee adalah pemimpin yang mengaku sebagai Mesias pada 1984. 

Menurut Lee, kasus ini adalah ujian seperti yang diberikan Tuhan kepada hambaNya Ayub.

Dalam Alkitab disebutkan Ayub diuji kesetiaannya kepada Tuhan, apakah Ayub akan tetap setia kepadaNya jika Ayub diberikan cobaan berupa penyakit kudis yang membuat kulit di sekujur tubuh Ayub mengelupas. Tuhan juga menguji Ayub, dimana Tuhan memerintahkan para perampok untuk merampok seluruh harta kekayaan Ayub.

"Ini adalah pekerjaan Iblis untuk menghancurkan kita, dan ujian iman kita" kata Lee Man-Hee.

Berita Yonhap itu lantas juga diteruskan oleh Reuters.

Pemerintah meminta kepada seluruh warga Daegu agar tetap berada di dalam ruangan. Bahkan perpustakaan dan sekolah di kota terbesar keempat di Korea setelah Seoul, Busan dan Incheon itu tutup. Dan bila pun keluar rumah agar jangan lupa mengenakan masker.

Dengan demikian, suasana kota Daegu menjadi sepi. Tidak seperti biasanya, banyak orang-orang amat sibuk dan jalan-jalan.

Kota Daegu menjadi kota mati.

Daegu mempunyai kesamaan dengan kota Malang di Jawa Timur, Indonesia, dari segi alamnya yang dingin. Dan kesamaan yang kedua, kedua kota sama-sama dijuluki sebagai kota apel.

Daegu sempat sohor pada era 1960-1980 dengan industri elektroniknya. Daegu bahkan sempat mempromosikan teknologi mobil listrik yang ramah lingkungan. Selain itu, Daegu juga terkenal sebagai kota industri mesin, logam, dan tekstil.

Berita terakhir yang ditangkap, Minggu (23/2/2020) pukul 18.00 WIB, terjadi kematian ke 5 karena virus Covid-19 di negeri ginseng.

Peningkatan yang cepat, sudah ada lebih dari 600 kasus ditemukan. Perdana Menteri Chung Sye Kyun menetapkan kota Daegu dan Cheongdo sebagai area perawatan spesial.

Kematian ke 5 itu dialami oleh seorang perempuan berusia 56 tahun di Daegu.

Sejak itu, Korea menaikkan tingkat kewaspadaan menjadi "siaga satu".

Pemerintah Korea juga menyarankan anggota militernya untuk cuti, dan kegiatan mereka juga dibatasi. 3 orang personel militer dinyatakan positif mengidap virus Covid-19.

Perkumpulan rohani Shincheonji diminta supaya melakukan karantina mandiri.

Adapun wanita super-spreader yang menularkan kepada setidaknya 37 anggota jemaat Shincheonji Yesus itu pada awalnya (10/2/2020) merasa demam, tetapi ia menolak untuk diperiksa karena dia tidak bepergian ke Cina atau negara lainnya yang gempar terpapar virus korona tipe baru Wuhan.

Sebelum diagnosis terkena korona, wanita itu sudah beribadah sebanyak 4 kali.

"Super-spreader" itu merupakan peristiwa yang sangat jarang terjadi, dimana 1 orang menularkan kepada 37 orang.

Pada umumnya, kini 1 orang menebar kepada 2,2 orang yang lain. Paling-paling 1 orang menularkan ke 1 orang lainnya, atau 1 ke 2, 3.

Yang paling banyak sebelum Daegu, adalah di Inggris, 1 menular sampai ke 11 orang.

Daegu juga kini dijuluki sebagai "Wuhan Kedua". 

"Kami mengalami krisis yang tidak pernah terjadi sebelumnya, rasanya seperti kota ini dijatuhi bom. Seperti kejadian di film Apocalypse," kata Kim Geun-woon(28), seorang warga Daegu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun