Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Kebelet "Berak" di Lokasi Langka Air

25 Mei 2024   10:29 Diperbarui: 25 Mei 2024   10:37 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
desain canva Joko Dwiatmoko 

Banyak cerita menarik seputar KKN yang masih tersimpan di memori, di antara kenangan cinta, horor dan kali ini tentang cerita lucu. Itu benar kualami sih, nah sebetulnya mau dibuat fiksi atau nyata ya, pembaca silahkan menafsirkannya.

Dalam judul ada kata kebelet maaf rada jorok, tapi itulah kenyataan sebab di lokasi kami antara kamar mandi tidak tersedia di pos, harus jalan kurang lebih setengah kilo kalau mau cepat yang berak atau buang air saja di  belakang rumah . Di belakang rumah terhampar kebun singkong dan pisang.  Masih mending laki-laki, tinggal berdiri  di pojokan kalau kebelet pipis. Lha kalau cewek apa mesti jongkok di rumputan tanpa air cebokan, jorok dong.

Pertama kali datang ke pos benar-benar sebuah persoalan klami mengantarkan teman perempuan mandi di pemandian umum terbuka. Hanya ada satu bak, tetapi tidak ada tutupnya sama sekali, kami menunggu petang untuk mandi dan mereka tetap memakai baju saat mandi. Dari jauh dengan ditutup kain kami mencoba mengawasi bila ada penduduk desa berjalan dan mau mandi. Kalau penduduk desa sudah biasa mandi campur antara laki dan perempuan, tapi bagi mahasiswa dan mahasiswi benar-benar belum bisa menyesuaikan diri.

Untungnya saya berasal dari desa, dulu sebelum rumah terbangun MCK sudah biasa mandi di pancuran dengan rumah, dibawah pesawahan subur di lereng Magelang. Saat KKN kami menemui kenyataan harus tidur dan tinggal di pos yang tidak ada toilet dan kamar mandinya. Selama dua hari pertama kami berusaha membangun MCK sederhana di Pos. Bagaimana caranya wong banyak tanah dengan padas batu kapur? Ya untung ada mahasiswa teknik, Denny dibantu kami membuat jamban kamar mandi demikian rupa memanfaatkan lubang sumur yang nggak terpakai.

Perlu diketahui sumur yang pernah dibuat itu tingginya lebih dari 14 meter. Saat saya mencoba buang air besar sungguh sensasional bunyinya. Air buangan dari kotoran kami ini tidak lantas terdengar "plung" tetapi setelah jongkok lama baru kedengaran sayup sayup suara blup. Bila ingat pengalaman itu jadi seperti sebuah sensasi.

Itu baru satu pengalaman pengalaman lain kalau diceritakan bisa ngakak-ngakak. Yang lain adalah teman saya si mahasiswa teknik itu yang sangat kreatif hingga bisa menggagas munculnya listrik di dusun tanpa penerangan hanya teplok dan petromaks yang tersedia. Pada minggu kedua kami baru bisa merasakan listrik meskipun tidak terang hanya redup-redup saja, sebab voltasenya memang tidak tinggi, satu kabel kecil dialirkan ke beberapa rumah penduduk.


Sepanjang hari menyetel lagu-lagu lama dari Bee Gees, Beatles,  Frank Sinatra, Rod Steward yaitu  I don't  want  to talk about it.dan lagu barat lama lainnya, sedangkan rata-rata penduduk yang punya radio dengan batery menyetel uyon-uyon atau gamelan serta dangdut. Suara dari tape itu bisa keluar nyaring di sekitar pos. Sebelum meluncur ke Pos pusat, sesama teman di pos banyak waktu bercanda dan bermain bersama anak-anak induk semang di Pos, Pak Mardi yang baik. Sehari hari Pak Mardi bekerja sebagai petani dan tukang kayu. Istrinya ibu rumah tangga yang sering membantu bekerja di kebun. Sawah, hampir tidak ada karena air langka maka yang sering ditanam adalah singkong, ubi dan pisang, serta sejumlah kayu-kayu jati yang banyak terdapat di sekitar dusun. Sesekali semak bambu yang membuat suasana tampak horor (pernah saya ceritakan di cerita horor).

Saya punya teman bernama Yoga, mahasiswa FPOK, ahli senam dan massage, Sering keluar bersama mencari hiburan entah ketoprak (drama tradisional masyarakat Yogya, Jawa Tenggah dan Jawa Timur, bukan makanan yang dijual di jakarta), terkadang campur sari atau wayang kulit yang sering ditanggap di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.

Yoga kebetulan membawa kendaraan bermotor, Honda CG 110 keluaran medio 70-80 an awal yang lumayan tangguh ditanjakan. Ada informasi bahwa malam minggu ada pertunjukan wayang kulit Ki Hadi Sugito, dalang kondang dari Kulon Progo. Dsar Yoga dan saya suka berpetualang maka kami putuskan untuk menonton. Kami berangkat sore, menyusuri jalan di sepanjang dataran tinggi patuk, melewati jalan di atas Kota Gede, Imogiri sampai dekat parang tritis, bayangkan dulu belum banyak kendaraan harus melewati jalanan sepi dan horor, tapi namanya suka jalan terus, Setelah sampai di dekat Parang tritis kami jalan melewati jalan yang katanya dinamakan jalan Daendels.

 Menyusur jalan sampai ke arah Wates dan sampai di desa seberang kulon Progo namanya kalau tidak salah bernama Desa Nanggulan. Sampai di pertujukan wayang dalang kondang hampir goro-goro (Goro goro itu cerita tentang adegan komedi oleh punakawan Semar, Gareng, Petruk dan Bagong) Di mansyarakat Jawa adegan goro-goro sering ditunggu karena memuat kelucuan-kelucuan yang menyegarkan, terkadang menyerempet jorok). Meskipun banyak adegan lucu terselip filosifi kehidupan yang biasa didiskusikan  antara mereka terutama gongnya adalah nasihat dari Semar yang sebenarnya adalah dewa yang sengaja menjadi abdi satria seperti Arjuna atau tokoh-tokoh baik dalam pewayangan yang sering suka bertapa dan mencari ilmu kehidupan.)

Pertunjukan selesai dan aku menginap di rumah Yoga. Aku bangun sekitar jam 9 pagi. Tiba-tiba entah mengapa perut rasanya melilit, karena tidak tahan ingin buang air besar maka aku keluar mencari kamar mandi, sudah kususuri beberapa rumah tidak ada  jamban, atau sungai kecil atau irigasi, benar-benar tidak ada air, sumur, kering . Peluh membanjir, menahan sesuatu di ujung pantat, Karena kepepet dan saking kepepetnya saya menemukan tempat mandi terbuka dengan pancuran tapi air kering, tidak bersisa hanya ada segayung, dan tidak ada lubang kakus. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun