Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Paskah dan Usai Pesta Demokrasi

19 April 2019   05:00 Diperbarui: 19 April 2019   05:02 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mgr. Ignatius menghimbau agar kita kembali ke watak bangsa Indonesia yang cinta damai (mirifica.net)

Hari Raya Paskah bagi umat Kristiani adalah hari raya untuk mengenang derita Yesus yang wafat di atas kayu salib di bukit Golgota, atau bukit Tengkorak.

Yesus wafat saat itu pada jam 3 siang pada hari Jum'at.

Sengsara Yesus dimulai ketika Ia dibenci, diolok-olok, dicemooh, dicambuk. Ia membawa sendiri salib, sehingga di Bukit Golgota. Bukit Golgota, atau disebut juga Bukit Tengkorak. Dikatakan demikian, karena disitulah para penjahat, perampok, dan penyamun dihukum salib.

Yesus yang kelu ketika diolok-olok, dan tidak membantah segala tuduhan, namun Ia bahkan mati di kayu salib. Yesus dicap sebagai penjahat. Di sisi kiri dan kanan Yesus, tersalib dua orang penyamun. Yesus wafat di antara para perampok di Bukit Tengkorak.

Ia yang tak bersalah, tapi Ia bahkan wafat di Bukit Tengkorak di antara para penjahat.

Itulah sebabnya, mengapa orang-orang Kristen mengenang sengsara Yesus dengan Hari Raya Paskah yang jatuh di setiap hari Jum'at setiap tahunnya.

Inilah, apa yang disebut dengan "Jum'at Agung". Lalu pada hari ketiga, Ia bangkit dari kuburnya.

Entah bagaimana kemudian, tiga hari setelah kematiannya, lantas diperingati pada hari Minggu, seperti pada 2019 ini pada 21 April.

Hari Raya Paskah sendiri diperingati setiap tahunnya antara tanggal 21 Maret sampai 25 April, yang jelas jatuh pada hari Jum'at.

Penentuan tanggal Paskah tersebut bergantung kepada adanya bulan purnama di musim semi.

Terutama bagi anak-anak, hari Paskah diperingati dengan identik adanya telur.

Acara-acara yang digelar untuk peringatan Paskah yang berkaitan dengan telur itu antara lain menghias telur-telur itu dengan mencoret-coret atau menggambar hiasan berwarna-warni dengan menggunakan spidol atau alat pewarna lainnya.

Selain itu, ada juga lomba untuk mencari telur-telur. Telur-telur yang sudah matang dan direbus oleh panitia disembunyikan di beberapa sudut tempat yang tersembunyi. Telur-telur itu bisa disembunyikan di bawah tumpukan rumput, di balik batu, di atas pohon, di balik kayu, dsb.

Sekelompok anak-anak lantas disuruh untuk mencari keberadaan telur-telur itu.

Anak-anak yang mendapatkan telur-telur tersebut boleh menjadikan telur-telur itu menjadi miliknya, dan boleh dikonsumsi.

Siapa yang juara, paling banyak memperoleh telur-telur itu?

Pada abad ke 19 ada legenda seekor kelinci menghiasi, meletakkan, dan menyembunyikan telur-telur.

Kelinci menjadi lambang kehidupan yang baru. Karena kelinci umumnya melahirkan bayi.

Selain kelinci, di Jerman telur-telur Paskah itu diantarkan oleh Rubah. Sedangkan di Swiss, oleh burung Elang.

Baru saja, bangsa Indonesia merayakan pesta demokrasi. Dua hari berselang, umat Kristiani memperingati Hari Raya Paskah, Jum'at, 19 April 2019.

Dalam kaitan itu, Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) bersyukur bahwa kontestasi untuk pemilu Pilpres dan Pileg serentak berlangsung dengan damai, tertib, dan lancar.

Ketua KWI, Mgr. Ignatius Surharyo, mengatakan usai pesta, kerukunan dan persatuan harus tetap dijaga dan dipertahankan.

Dalam setiap kontestasi, pasti ada yang menang dan yang kalah. Kita harus dewasa, inilah bentuk pembelajaran demokrasi.

Sesudah proses menuju pesta selesai, temperatur yang panas harus didinginkan kembali. "Kembali ke watak bangsa Indonesia yang cinta damai," katanya.

Ignatius juga berharap segala sesuatu konflik atau ketidakpuasan yang timbul, dapat diselesaikan menurut hukum yang berlaku.

Watak bangsa kita yang menjunjung tinggi persatuan, kesatuan, juga persaudaraan, harus tetap dikawal.

Kepada awak media, Kamis (18/4/2019) itu, Ignatius juga berharap siapa pun nanti yang resmi menjadi nomor satu di negeri ini, hendaklah sang pemimpin mampu melaksanakan amanah yang diemban rakyat.

Selamat Hari Raya Paskah bagi umat Kristiani dan yang merayakannya.

Mari kita rajut dan tetap menjaga persaudaraan, kesatuan, dan persatuan.

Sebagai satu bangsa, satu tanah air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun