Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Dibungkus Tausiyah, tapi Penuh Kebencian

9 April 2019   06:00 Diperbarui: 9 April 2019   06:12 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kata-kata Prabowo dalam orasinya di Rapat Akbar pada Minggu (7/4/2019) di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta mendapat tanggapan dari berbagai pihak.

Dalam orasinya, Paslon 02 Prabowo mengatakan bahwa dirinya sudah bertahun-tahun berkeliling Indonesia dan rakyat Indonesia sudah tidak sabar menginginkan perubahan, dan rakyat menginginkan agar kekayaan negara yang dilarikan ke luar negeri diambil lagi ke Indonesia.

Menurutnya selama ini ia mengatakan kekayaan Indonesia Rp 1.000 triliun dibawa ke luar negeri, tapi tiba-tiba KPK mengatakan jumlah yang dilarikan malah Rp 2.000 triliun.

Mengenai kartu-kartu baru yang akan diterbitkan Paslon 01, ia mengatakan kita butuh pekerjaan bukan kartu. Kita membangun banyak infrastruktur, nanti rakyat kita bagi-bagi kartu.

Mengenai angka kemiskinan yang menurun dan harga-harga terkendali, Prabowo mengatakan menurun dari kakek ke cucu.

Mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5%, Prabowo mengatakan ndasmu.

Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf sangat menyesalkan kata-kata yang dikeluarkan. "Ndasmu" adalah bahasa Jawa yang berarti "kepalamu" tentang pertumbuhan ekonomi 5% di pemerintahan Jokowi.

Menurut Hasto Kristiyanto, sebagai seorang pemimpin tak pantas Prabowo mengucapkan kata itu, sangat kasar.

Hasto yakin masyarakat akan ingat dengan kata itu dan akan memilih pemimpin yang membawa kebahagiaan.

Prabowo tidak bisa melihat apa yang terjadi dengan pertumbuhan yang nyata keberhasilan Jokowi. Rakyat akan ingat dengan kata itu, Prabowo hanya berhalusinasi dengan masa lalu.

Kata ndasmu yang dilontarkan Prabowo jelas menunjukkan karakter Prabowo sebagai sosok yang emosional. Hal itu sangat buruk untuk dilakukan di hadapan publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun