Namun, pemain PB Exist Jakarta ini justru tampil lebih istimewa dari babak sebelumnya.
Mengomentari penampilan pemain berusia 20 tahun itu, pelatih tunggal putri, Minarti Timur mengatakan bahwa Fitriani tampil lebih berani dan bisa meredam kelebihan-kelebihan lawannya.
"Fitriani berani main reli, tapi kalau ada kesempatan baru membalik serang," katanya.
Minarti Timur pun meyakinkan Fitriani untuk berpikir positif, jangan mau kalah dan lebih berani, dan nikmati permainan yang dilakoni.
Dengan kemenangan itu, Fitriani menambah keunggulan head to head atas Busanan Ongbamrungphan menjadi 3-1.
Kemenangan Fitriani atas Busanan Ongbamungphan (kini berperingkat 29 dunia) tersebut, sebelumnya adalah di babak kedua Vietnam Terbuka 2016 (19-21, 21-19, 21-16). Lalu di babak kedua Malaysia Masters 2018 (21-18, 12-21, 21-11).
Kekalahan Fitriani terjadi di babak kedua Thailand Terbuka 2016 (11-21, 11-21).
Urutan final di Stadion Huamark ini dimulai dengan nomor ganda campuran terlebih dulu, dan tunggal putri mendapat porsi terakhir (kelima). Biasanya, tidak sering nomor tunggal putri diberi porsi yang terakhir.
Bukan hanya disitu, Fitriani pun mencatat sejarah baru. Fitriani menjadi putri pertama Indonesia yang menjadi juara BWF World Tour di luar Indonesia semenjak enam tahun terakhir.
Terakhir kali Indonesia juara diraih Lindawati Fanetri dari Syed Modi International 2012.
Bagi Fitriani sendiri, juara di Thailand Masters 2019 adalah yang pertama kalinya semenjak dua tahun terakhir. Terakhir, Fitriani menjuarai International Challenge, 1 Nopember 2016.