Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perilaku Memberi dapat Meningkatkan Kebahagiaan

8 Desember 2017   10:25 Diperbarui: 26 Maret 2018   13:04 1519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah, begitu kata pepatah. Artinya? Lebih baik memberi daripada menerima. Dengar kata pakar mengenai kekuatan memberi.

Kapten Budi Soehardi, pilot yang pernah bekerja di maskapai ternama seperti Garuda Indonesia dan Singapore Airlines, telah lama berencana mengajak istri dan anak-anaknya liburan keliling dunia.

Namun, suatu hari ia melihat sebuah tayangan di TV mengenai kondisi kelaparan yang menimpa warga di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur. Hatinya tergerak. Sang kapten mengajak keluarganya untuk mengalihkan dana liburan mereka untuk berderma. Keluarganya setuju.

Sejak itu, Kapten Budi mendedikasikan diri untuk membantu sesama. Salah satunya dengan mendirikan Panti Asuhan Roslin bersama istri, yang menampung ratusan anak-anak kurang mampu di Kupang dan memberi mereka pendidikan. Nama sang kapten pun kian mendunia setelah ia mendapat penghargaan kemanusiaan CNN Hero 2009.

Sosok inspiratif seperti Kapten Budi menjadi contoh nyata dari besarnya manfaat berbagi, tak hanya bagi yang diberi, tapi juga untuk sang pemberi.

Menurut Daisy Indira Yasmine, M.Soc.Sci., staf pengajar Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, perilaku memberi memang dapat mendatangkan efek bahagia.

"Karena pada dasarnya, memberi juga menggambarkan si pemberi dapat berperan bagi orang lain. Apalagi, jika persoalan dapat teratasi, dan jika orang yang dibantu dapat keluar dari masalah," jelas Daisy.

Dalam skala lebih luas, sikap memberi dapat menjadikan kita sebuah kapital sosial yang kuat. Mengapa? Persoalan yang awalnya dipandang mustahil diselesaikan sendiri menjadi lebih mudah jika diatasi bersama.

"Itulah sebabnya, secara sosiologis, istilah giving terkait dengan kedekatan dan ikatan sosial antara satu orang dengan yang lain. Giving dapat menggambarkan solidaritas dan kapital sosial masyarakat," ujar Daisy.

Penjelasan senada disampaikan oleh Supriyanto, S.Psi., M.Si., staf pengajar Fakultas Psikologi Universitas Pembangunan Jaya Bintaro.

"Selain dapat meringankan masalah yang dihadapi orang lain, memberi dan berbagi juga dapat meningkatkan kepedulian dalam diri, menajamkan kepekaan terhadap kesulitan orang lain, melatih empati, dan memperkuat kemampuan bersosialisasi," papar Supriyanto.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun