Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Penggemar Thrifting Siap "Nangis", Bea Cukai Bakal Tutup Jalur Tikus

15 Maret 2023   10:06 Diperbarui: 20 Maret 2023   10:10 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Koperasi UKM Teten Masduki (ekbis.sindonews.com)

Para penggemar thrifting harus waspada, pemerintah sudah memberikan lampu hijau bakal mengeluarkan larangan pakaian impor bekas.

Terutama anak-anak muda, thrifting digemari karena bisa menjadi alternatif disaat mahalnya harga pakaian baru yang branded.

Istilah thrifting muncul yang bermakna bisnis atau pakaian bekas impor yang branded.

Daripada membeli pakaian baru yang mahal dan belum tentu kualitasnya bagus, millenial lebih memilih thrifting karena selain berkualitas bagus juga harganya miring.

Toh, pakaian itu paling-paling baru dipakai satu atau dua kali, masih baru juga kan?

Bayangkan kalau ingin memiliki pakaian baru yang bermerek itu, bisa merogoh kocek yang dalam. Siapa pula yang memperhatikan?

Tak sedikit permintaan akan barang-barang thrifting itu, pemerintah berpikiran jika dibiarkan maka akan mengancam industri pakaian dalam negeri.

"Jika produk ini (pakaian impor bekas) kita setop dan dilarang dijual, kan masih banyak alternatif lainnya," kata Teten Masduki, Menkop UKM (Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah) RI, Selasa (14/3/2023).

Untuk itu Teten Masduki sudah minta DJBC (Direktorat Jenderal Bea dan Cukai) Kementerian Keuangan untuk menertibkan kondisi tersebut.

Menurut Teten, pakaian-pakaian bekas itu masuk melalui pelabuhan-pelabuhan kecil atau jalur tikus, ini merupakan tindakan ilegal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun