Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dilema Kereta Api Cepat, Sampai Bandung 38 Menit tetapi Hanya Sampai Pinggiran

16 Oktober 2021   10:05 Diperbarui: 16 Oktober 2021   16:02 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kereta Api Cepat Jakarta Bandung (economy.okezone.com)

Pernyataan ekonom Faisal Basri yang mengatakan biarpun ongkos naik Kereta Api Cepat Jakarta Bandung nantinya mahal (Rp 300.000-Rp 400.000), namun hal tersebut sampai kapanpun tidak akan balik modal.

"Sampai kiamat pun tidak akan balik modal," kata Faisal Basri.

Memang pembiayaan yang membengkak dari rencana semula ini mendapatkan banyak tanggapan dari sejumlah pihak, yang hanya memboroskan uang rakyat.

Presiden Jokowi mengeluarkan Perpres No. 3 Tahun 2016 tentang pembangunan jalur Kereta Api Cepat Jakarta Bandung.

Dengan tuntasnya pembangunan jalur kereta api sejauh 144 kilometer itu maka nantinya jarak antara Jakarta ke Bandung dapat ditempuh hanya dalam waktu 35 menit saja, dari semula yang bisa mencapai 3 jam.

Ide pembuatan KA Cepat Jakarta Bandung itu muncul setahun setelah Jokowi menjabat Presiden (2014). Tepatnya pada tahun 2015.

Ide itu mendorong dibentuknya PT KCIC (Kereta Cepat Indonesia Cina). Dikatakan demikian, karena Indonesia dan Cina saling bekerjasama, dalam menyediakan tenaga ahli maupun pinjaman pembiayaan.

Namun dalam prosesnya, proyek yang semula dianggarkan Rp 86,5 triliun ini mengalami pembengkakan biaya menjadi 8 miliar USD atau setara Rp 114,25 triliun.

Hal tersebut disampaikan oleh PT KAI (Kereta Api Indonesia) sebagai salah satu BUMN yang terlibat dalam proyek dalam kesempatan rapat dengan Komisi VI DPR RI.

Oleh karena kondisi yang tidak terduga sebelumnya dimana mulai merebaknya pandemi Covid-19, maka sejumlah BUMN yang semula menyediakan dana untuk proyek itu mengalami gangguan dalam cash flow nya.

Bukan hanya PT Wijaya Karya yang tergerus finansial nya, namun seluruh BUMN yang terlibat.

"Seluruh BUMN yang terlibat pembiayaan proyek ini mengalami gangguan finansial," kata Arya Sinulingga, Staf Khusus Menteri BUMN.

Tidak dibiarkan tertunda begitu saja, Jokowi segera mengeluarkan Peraturan Presiden yang isinya menetapkan jika proyek KA Cepat Jakarta Bandung itu diteruskan dengan mengambil dana dari APBN.

Itulah cikal bakal mengapa proyek itu mengalami berbagai kecaman yang hanya memboroskan uang rakyat.

Namun pernyataan Faisal Basri yang mengatakan "sampai kiamat pun tidak akan balik modal" itu mendapatkan bantahan dari Arya Sinulingga.

"Pernyataan Faisal Basri itu konyol. Coba perhatikan MRT. MRT akan balik modal 40 tahun. Ini juga tak jauh-jauh dari situ," kata Arya.

Manakah yang benar dari kedua tokoh ekonomi tersebut, Faisal Basri atau Arya Sinulingga?

Menurut saya, biaya yang dikeluarkan untuk proyek tersebut memang nantinya bakal balik modal dalam kurun waktu tertentu.

Kereta Api Cepat Jakarta Bandung ini juga mendapatkan sorotan dari sudut lainnya. Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengaggap Kereta Api Cepat Jakarta Bandung itu sebagai kurang relevan.

Mengapa?

Kendati memang jarak yang ditempuh dalam jalur itu nantinya hanya sekitar 35-40 menit saja, namun terminal terakhirnya tidak sampai ke dalam Kota Bandung.

Sehingga dengan demikian masih diperlukan lagi transportasi lainnya untuk mencapai ke dalam ibukota Jawa Barat itu.

Stasiun terakhir kereta itu hanya sampai di Kabupaten Bandung, tepatnya di Stasiun Tegal Luar, Bojongsoang.

Belakangan stasiun pemberhentian terakhir itu ditambah lagi sampai Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.

Namun menurut Djoko tetap saja itu belum sampai di tengah Kota Bandung. Para penumpang harus menggunakan transportasi lain untuk ke tengah Kota.

Djoko juga menambahkan sampai saat ini belum ada alat transportasi publik yang cepat bisa mengantarkan penumpang dari stasiun terakhir itu sampai ke tengah Kota.

"Proyek yang nanggung. Stasiun terakhirnya berada di pinggiran," kata Djoko, Senin (11/10/2021).

Djoko membandingkan dengan kereta reguler Argo Parahyangan. Walau ditempuh dalam waktu tiga jam dari Jakarta, namun stasiun terakhir nya berada di tengah kota.

"Tiketnya pun jauh lebih murah, membangun jangan setengah-setengah" tambah Djoko.

Patut diketahui, Kereta Api Cepat Jakarta Bandung itu mempunyai empat stasiun pemberhentian, mulai dari Halim, Karawang, Wallini, dan Padalarang.

Proses proyek ini beberapa waktu lalu sempat terhenti terkait pembebasan lahan dan adanya kebakaran pipa minyak milik Pertamina di Cimahi.

Bagi Anda yang ingin "buru-buru" menikmati Kereta Api Cepat Jakarta Bandung ini, KA Cepat itu diperkirakan akan mulai beroperasi pada tahun 2021 ini juga. Sekarang sudah mencapai sekitar 80 persen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun