Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

"Nothing To Lose", Mental Pemenang dari Seorang "Happy Investor"

14 Mei 2023   22:15 Diperbarui: 15 Mei 2023   08:50 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cara investasi saham saat ini semakin mudah karena sudah bisa dilakukan secara online melalui aplikasi yang disediakan perusahaan sekuritas(PIXABAY/SERGEITOKMAKOV)

Dalam kehidupan sehari-hari terkadang kita jumpai bahwa orang yang memiliki sikap mental yang bagus seringkali lebih unggul dibanding orang yang memiliki kecerdasan tinggi.

Begitupun dalam dunia kerja, mental atau softskill yang bagus seringkali lebih menentukan dibanding indeks prestasi yang bagus dalam perjalanan karir seorang karyawan.

Kebetulan yang saya amati, flasback ke jaman sekolah, teman-teman yang prestasi akademisnya bagus bahkan masuk sepuluh besar, banyak diantara mereka yang karirnya kurang sukses dibanding mereka yang  dulunya tergolong rangking bawah.

Salah satu contohnya, ada seorang teman seangkatan saat jaman kuliah dulu yang prestasi akademiknya biasa-biasa saja bahkan bisa dibilang pas-pasan dan dia juga berasal dari keluarga biasa, tanpa privilege sama sekali.

Namun saat ini "beliau" menjabat sebagai salah satu direktur BUMN selama 2 periode berturut-turut, padahal di sana juga ada teman-teman seangkatan lainnya yang dulunya secara akademis lebih unggul dan sekarang menjadi bawahannya.


Fenomena yang serupa juga saya temui di tempat saya bekerja saat ini, pernah ada seorang karyawan yang hanya lulusan setingkat SMA karirnya melesat sampai menjadi pimpinan tertinggi di pabrik dan akhirnya masuk dalam jajaran BOD (Board of Director).

Pada umumnya orang-orang yang sukses ini memiliki pola sikap mental yang sama yaitu bekerja tanpa pamrih, apapun yang mereka kerjakan seperti tanpa beban, mereka tidak takut kalah atau rugi karena memang tidak ada lagi istilah itu dalam kamus mereka.

Kurang lebih seperti itulah sikap mental para pemenang yang saya amati dari orang-orang sukses yang saya temui, mungkin tidak sepenunya benar tapi dapat saya katakan mereka memiliki sikap mental "Nothing to lose".

Sikap mental nothing to lose juga bisa diartikan ikhlas, dengan ikhlas artinya tidak ada beban lagi. Orang yang bekerja dengan ikhlas hasilnya pasti luar biasa.

Ilustrasi
Ilustrasi "Nothing To Lose", Sumber: unknown via gurusiana.id

Ikhlas merupakan salah satu bentuk kecerdasan emosional yang menjadi dasar dari kehidupan yang sukses. Konsep ini yang diusung oleh Daniel Goleman, dalam bukunya yang terkenal "Emotional Intelligence".

Dalam buku tersebut, Daniel Goleman berpendapat bahwa kecerdasan emosional sama pentingnya dengan kecerdasan intelektual (IQ) untuk meraih sukses dalam semua aspek kehidupan seseorang, baik dalam aspek akademik, profesional, sosial, dan interpersonal.

Demikian juga sikap mental "Nothing To Lose" sebagai salah satu bentuk kecerdasan emosional sangat penting dalam meraih kesuksesan di pasar modal.

Namun menerapkan sikap mental ini di pasar saham bukan hal yang mudah, apalagi bila kita mempertaruhkan hidup kita secara total di pasar saham.

Secara sederhana sikap mental "Nothing To Lose" di pasar saham artinya bila terjadi kemungkinan terburuk sekalipun, misalnya salah beli saham sehingga menyebabkan kerugian besar, hal itu tidak akan membuat hidup kita hancur.

Masuk ke dalam pasar saham pasti tidak lepas dari resiko, keuntungan dan kerugian seperti dua ujung dari sebuah tongkat yang akan selalu ada, semua tongkat pasti memiliki dua ujung ini.

Jadi sangat tidak mungkin kita dapat menghindari resiko rugi dalam berbisnis di pasar saham. Kalau kita siap mendapatkan keuntungan kita juga harus siap menerima kerugian.

Dengan prinsipi Nothing To Lose di pasar saham bukan berarti kita tidak pernah rugi dalam bertransaksi di pasar saham, itu tidak mungkin. Kita bisa rugi namun itu tidak berarti apa-apa bagi kehidupan kita.

Untuk menjalankan prinsip di atas ada beberapa aturan dasar yang harus kita penuhi, yaitu:

1. Pakai uang dingin

Nasehat atau saran untuk menggunakan uang dingin untuk berbisnis di pasar saham sudah seringkali disampaikan di forum saham atau di seminar mengenai literasi keuangan oleh para guru saham, pakar keuangan, influencer, youtuber dan banyak lagi.

Nasehat ini memang benar adanya, dana yang kita investasikan di pasar saham tidak bisa kita pastikan akan mendapatkan return atau profit sekian dan dalam jangka waktu sekian.

Di pasar saham yang penuh ketidakpastian, satu hal yang pasti adalah ketidakpastian itu sendiri. Perlu dipahami bahwa bila ada uang "nganggur" tapi beberapa bulan lagi sudah kita alokasikan untuk kebutuhan lain, itu bukan uang dingin.

Misalkan kita punya uang yang akan digunakan untuk bayar sekolah anak kita tiga bulan lagi, meskipun selama 3 bulan uang tersebut "nganggur" namun ada resiko bila dibelikan saham dan nyangkut, dan pada saat kita butuhkan mau tidak mau kita harus melakukan cut-loss.

Idealnya uang dingin memang bukan uang yang dialokasikan atau dianggarkan untuk kebutuhan lain di waktu yang akan datang, setidaknya dalam jangka waktu satu tahun

Apalagi uang pinjaman atau uang kas perusahaan yang kita pegang, itu merupakan uang panas dan jangan pernah coba-coba dimainkan di pasar saham. Resikonya sangat besar.

Memakai uang dingin akan menekan resiko kegagalan atau kerugian secara nyata, hal ini dikarenakan psikologi kita lebih tenang. Sikap tenang ini turut memberikan andil dalam prinsip Nothing to Lose.

2.  Memprediksi resiko dan menyiapkan skenario terburuk

Resiko di pasar saham selalu ada dan tidak bisa kita hindari, yang bisa kita lakukan adalah memprediksi resiko tersebut.

Memprediksi resiko dimulai dari memetakan semua kemungkinan yang terjadi, dan menghitung besarnya resiko dari setiap kemungkinan yang ada.

Untuk setiap resiko yang mungkin terjadi kita menyiapkan skenario terburuk dan mengevaluasi apakah resiko tersebut dapat kita turunkan sampai ke tingkat yang dapat kita terima.

Dalam bertransaksi di pasar saham proses ini merupakan langkah utama dalam menyiapkan sikap mental Nothing To Lose.

Pada Langkah ini kita memilih dan memilah resiko mana yang bisa kita terima seandainya itu terjadi dan tetap tidak mempengaruhi kelangsungan bisnis kita di pasar saham.

Secara teknis proses ini membutuhkan analisa yang mendalam dan juga tergantung dari profil resiko dan kondisi kesehatan keuangan masing-masing.

3. Realistis

Kita harus sadar dan membuka mata lebar-lebar bahwa pasar saham bukan merupakan arena spekulasi atau judi.

Jangan sampai kita berhalusinasi untuk menjadi kaya dalam waktu singkat dengan berbisnis di pasar saham, dengan mudah, tanpa resiko dan konsekuensi.

Peluang atau kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan berlipat ganda (multibagger) seperti yang dialami Pak LKH ataupun teman-teman investor Indonesia lainnya memang nyata.

Namun demikian jangan sampai kita hanya melihat puncak gunung es saja, namun lupa bahwa dibalik itu ada usaha yang keras dan disiplin selama bertahun-tahun oleh para investor sukses ini.

Sikap realistis ini akan mengurangi sifat greedy kita sehingga kita tidak terjebak atau jatuh ke dalam rasa percaya diri yang berlebihan sehingga bila gagal akan membuat hidup kita hancur.

Demikian Langkah-langkah agar kita bisa memiliki sikap mental Nothing To Lose dalam berbisnis di pasar saham.

Bila kita sudah tidak punya rasa takut lagi untuk kalah, sikap mental tersebut akan membuat kegagalan atau kekalahan tidak mau lagi dekat-dekat dengan kita.

Namun demikian, rasa tidak takut akan kalah bukanlah seperti mantra ajaib yang memiliki kekuatan magis, namun rasa itu didasarkan pada perhitungan yang cermat dan realistis serta persiapan yang baik.

Salam sukses secara konsisten di pasar saham.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun