Pariwisata Purbalingga: Potensi Besar, Tantangan Nyata
Kabupaten Purbalingga memiliki keragaman objek wisata yang unik. Owabong Waterpark misalnya, disebut sebagai destinasi rekreasi unggulan yang berperan dalam menambah pendapatan asli daerah sekaligus sarana edukasi (Riyadi, 2019). Di sisi lain, curug-curug alami seperti Panyatan dan Sumba menjadi daya tarik ekowisata dengan lanskap pegunungan. Penelitian Setiawan (2021) menunjukkan bahwa kualitas layanan dan keterlibatan masyarakat sangat memengaruhi daya tarik curug sebagai destinasi. Sementara itu, desa wisata Situ Tirta Marta menjadi contoh pengembangan pariwisata berbasis komunitas (community based tourism/CBT) yang menggabungkan potensi alam dengan budaya lokal (Astuti, 2020).
Kekuatan yang Dimiliki
Variasi destinasi: kombinasi wisata buatan, alam, sejarah, dan budaya.
Dampak ekonomi lokal: UMKM dan lapangan kerja terbukti terdorong oleh pertumbuhan wisata (Prasetyo, 2022).
Aksesibilitas regional: dekat Purwokerto dan jalur Banyumas, cocok untuk wisata harian.
Tantangan yang Dihadapi
Manajemen destinasi: standar layanan dan tata kelola masih perlu ditingkatkan.
Infrastruktur penunjang: akses jalan ke curug dan fasilitas dasar belum memadai.
Branding digital: promosi daring masih terbatas pada kanal konvensional.
Keberlanjutan lingkungan: sampah dan kapasitas pengunjung berisiko merusak daya tarik alam (Susanti, 2021).
Arah Pengembangan
Sejumlah literatur menyarankan langkah strategis berupa:
1. Penguatan kapasitas SDM melalui pelatihan hospitality berbasis masyarakat (Setiawan, 2021).
2. Paket wisata tematik seperti family trip (Owabong--Museum Jenderal Soedirman) atau eco-adventure (Curug--desa wisata).
3. Digitalisasi promosi lewat portal resmi, media sosial, dan kampanye konten kreatif.
4. Penerapan prinsip eco-tourism agar destinasi tetap lestari dan berkelanjutan (Astuti, 2020).
Penutup
Pariwisata Purbalingga berada pada persimpangan: antara potensi besar dan tantangan nyata. Dengan sinergi pemerintah, masyarakat, swasta, dan akademisi, sektor ini dapat menjadi motor penggerak ekonomi daerah sekaligus memperkuat identitas budaya. Purbalingga bukan hanya sekadar tujuan singgah, tetapi berpeluang menjadi destinasi unggulan Jawa Tengah yang inklusif dan berkelanjutan.
---
Referensi singkat:
Riyadi (2019) -- Peran Owabong dalam peningkatan PAD Purbalingga.
Setiawan (2021) -- Strategi layanan wisata Curug Panyatan.
Astuti (2020) -- Community Based Tourism di Desa Wisata Situ Tirta Marta.
Prasetyo (2022) -- Dampak pariwisata terhadap UMKM lokal di Purbalingga.
Susanti (2021) -- Pengelolaan lingkungan wisata air terjun di Purbalingga.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI