Namun dari sekian banyak permainan, ada satu permainan yang lebih dikenal dengan permainan hompimpah alaium gambreng yang konon berasal dari bahasa sansekerta yang memiliki arti dari Tuhan kembali ke Tuhan ayo bermain.
Hompimpa alium gambreng sendiri biasanya dimainkan untuk pembukaan awal permainan seperti petak umpet atau jenis permainan lainya dengan menunjukkan telapak tangan yang atas atau yang bawah untuk menentukan pemenang.
Jadi bisa dikatakan bahwa orang-orang zaman dulu, lebih cenderung memasukan sesuatu yang lebih bermakna bahkan dalam permainan anak-anak.
Yah bagaimana tidak, selain permainan harus dimainkan oleh banyak orang, juga ada pengajaran tauhid disitu.Â
Mungkin kalau ditelaah, tujuannya itu ialah agar manusia lebih sadar bahwa setiap mahluk berasal dari Tuhan jadi tidak ada alasan apapun yang di benarkan untuk kita menyakiti dan menghina orang lain.
Selain itu, Hompimpah alium gambreng sendiri menandakan bahwa akhlak anak-anak pada zaman itu sudah terbentuk sejak dini
Disisi lain, sangat berbanding lurus dengan eta moderenisasi ini, dimana anak-anak lebih fokus dengan game di gadget tapi akhlak dan adabnya sangat jauh dibandingkan orang zaman dulu.
Kembali mengupas hompimpah alaium gambreng, yang sekarang hampir tidak ada atau hilang ditelan zaman, bahkan di pesisir Banten pun kita sangat sulit untuk anak yang melakukan permainan itu.
Penulis mencoba mencari pendapat dari orang tua terdahulu, untuk mengetahui lebih jauh tentang permainan anak pada zaman itu.
Salah satu sumber mengungkapkan bahwa, permainan zaman dulu  itu, adalah bagian dari
pada keseimbangan alam. Yang mana alam akan lebih seimbang serta tatanan masyarakat lebih tinggi nilai persaudaraannya