Puisi lama datang kembali, ia menghampiriku dengan membawa angan-angan tentangmu. Katanya ketika hendak menulis puisi mestilah jujur dalam setiap hal. Puisi itu adalah Kau, yang telah mengisi setiap rentetan bait, bunyi, irama, nada, dan rasa pada setiap puisiku. Puisi lamaku adalah kau, yang telah menjelma menjadi ribuan kata dalam setiap goresan tinta. Entah kapan waktu berlalu atau tiba pada hari ini, puisi lama datang kembali dengan beberapa catatan dan ingatan yang hampir berguguran.
Setelah mega mulai menutupi langit dan angin yang tanpa kabar beranjak menjauh, tiba-tiba kau hadir kembali mengisi setiap kata yang akan kutulis dalam puisiku. Setelah kepergianmu tiba, malam semakin sepi dan saban hari pagi tak pernah ditemani mentari. Hari itu tiba juga, hari dimana puisi lama datang kembali, berisi pertemuan antara kau dan aku. Sebuah pesan melayang pada kolom halaman pesan di Instagram.
" Hai, Apa kabar? "
Bersambung.....