Rumah ini bukan untuk pamer,
Bukan untuk menunjukkan siapa kita.
Namun, setiap dindingnya, setiap biliknya,
Adalah simbol kesederhanaan yang penuh arti.
Di pagi hari, sinar matahari masuk,
Menyentuh wajah yang penuh kedamaian.
Tak ada hembusan angin yang mengganggu,
Hanya kelembutan yang menenangkan jiwa.
Kehidupan ini bukan untuk dipaksa,
Tak ada yang dikejar tanpa batas.
Semua berjalan alami, sesuai irama,
Tanpa ingin menguasai, hanya mengikuti.
Gubuk reyot, penuh cerita,
Tentang perjuangan, tentang harapan.
Namun di dalamnya, tak ada keluh kesah,
Hanya rasa syukur yang tak pernah hilang.
Di tengah hutan yang begitu luas,
Gubuk ini menjadi saksi bisu.
Bahagia bukan tentang banyaknya,
Tapi tentang bagaimana kita mensyukuri yang ada.
Alam tak pernah mengeluh,
Ia memberi tanpa pamrih.
Begitu pula hidup ini,
Sederhana namun penuh makna.
Dengan setiap tetes hujan yang jatuh,
Dengan setiap daun yang berguguran,
Kami belajar untuk menerima,
Hidup ini adalah pemberian, bukan hak.
Tidak ada kehendak yang dipaksakan,
Tidak ada yang mengatur jalan hidup.
Kami berjalan bersama alam,
Dalam harmoni yang tak terucapkan.
Gubuk reyot ini adalah lambang,
Bahwa kebahagiaan sejati ada dalam kesederhanaan.
Di antara pepohonan dan angin,
Kami menemukan kedamaian yang tak terhingga.
Dan ketika tiba waktunya,
Gubuk reyot ini akan terus ada.
Bukan sebagai simbol kemiskinan,
Namun sebagai bukti kebanggaan yang lahir dari kehidupan yang penuh arti.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI