Mohon tunggu...
Rubeno Iksan
Rubeno Iksan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Sejarah S1 di Universitas Negeri Semarang

Pena lebih tajam daripada pedang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sekolah Elit, Adab Sulit

23 Februari 2024   22:53 Diperbarui: 24 Februari 2024   11:00 993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bullying. (Pexels)

Perundungan kembali mengotori dan mencederai wajah pendidikan Indonesia. Namun, kali ini, perundungan tersebut dilakukan oleh anak dari para public figure. 

Beberapa dari mereka memiliki kehidupan yang cukup mentereng, mengingat mereka adalah anak dari seorang artis dan mantan jurnalis di sebuah perusahaan TV swasta nasional. 

Perundungan yang terjadi di sebuah sekolah swasta bertaraf internasional yang berlokasi di Serpong, Tangerang Selatan ini, dilakukan oleh 10-11 orang siswa Binus School yang diduga terikat dengan sebuah geng yang dikenal dengan nama 'Geng Tai', yang memiliki tempat 'mangkal' di sebuah warung yang tidak terlalu jauh dari sekolah tersebut. 

Dalam kejadian perundungan itu, di antara 11 orang itu, masing-masing memiliki peran yang berbeda-beda. Ada yang menyundut rokok, mengikat tangan korban, dan ada juga yang merekam kegiatan 'penataran' tersebut. 

Namun, setelah muncul dugaan perundungan tersebut, muncul pula sebuah thread di X/Twitter yang membuat dugaan bahwa korban dari 'penataran' tersebut adalah calon anggota 'Geng Tai' yang tercatat pernah melakukan pelecehan seksual terhadap perempuan-perempuan yang satu sekolah dengannya. 

Memang, berdasarkan rumor yang beredar, untuk menjadi anggota dari geng tersebut adalah melalui tataran-tataran yang dinilai cukup menyakitkan, dengan dalih 'melatih mental'. 

Sekolah bukan hanya mengejar nilai dan pamer kekayaan

Sekolah selama ini hanya dianggap sebagai sarana untuk mengejar nilai-nilai material, seperti nilai 85, 90, 95, atau 100. Bagi para orangtua, nilai yang berada direntang antara 80-100 sudah dianggap cukup baik dan menjadi cerminan bagi masa depan anaknya, yang sudah berada di atas angin. 

Sementara, nilai di bawah 80 merupakan sebuah pukulan telak dan menjadi 'aib' bagi keluarga. Selain itu, lembaga pendidikan formal ini juga merupakan ajang pamer kekayaan, yang hal ini tentu menjadi cukup lumrah di kalangan remaja, yang sedang mencari jati dirinya. 

Oleh karena itu, muncul subkultur yang ada di sekolah-sekolah seperti geng-geng yang berisi siswa-siswa kalangan tertentu, terutama siswa dari kalangan atas. Geng ini biasanya muncul di sekolah-sekolah elit dan didominasi oleh orang-orang berduit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun