Mohon tunggu...
Rubaida Rose
Rubaida Rose Mohon Tunggu... Guru - Teacher

No time without sharing and growing

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bunda Marmi

29 Januari 2021   21:51 Diperbarui: 29 Januari 2021   22:36 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang kenang  membawamu kembali
Kerinduanku merengkuh wujudmu hadir dalam tidurku
Seolah tak ada kealpaan di antara kita
Bibirmu merekah dan berkali-kali jemarimu melucuti pundakku
Ada rasa khawatir saat kulihat perhiasan emas di tanganmu
Dan cincin emas di tiga jemari kurusmu
Aku membayangkan jika niat buruk sesorang akan menyakitimu.
Wajahmu tak berhenti menebar isyarat terlalu bahagia
Seketika aku tersadar, bukankah kau telah tiada di tiga kali Ramadhan.

Kuantan Singingi, 29 01 2021

Bocah Jentaka
Oleh Rubaida Rose

Kaki comel itu bergerak ke kiri dan ke kanan
Paras dan bola matanya terlihat berbunga-bunga
Hari ini  dia lepas dari perhatian sepasang wajah yang kelelahan
Satu persatu perkakas bermain nya jatuh mengitari ruang tidur
Tanpa sengaja jemarinya menyentuh pintu menuju pemandian
Jejak mungil itu semakin mendekati gemericik air kolam
Seketika tubuhnya  terjatuh
Buih-buih keluar berdesakan
Seolah teriak "Ayah, ibu bangun! tolong bocahmu!."

Kuantan Singingi, 29 01 2021

isyarat-601426d88ede4866dc049e94.jpg
isyarat-601426d88ede4866dc049e94.jpg

ISYARAT
Penulis Rubaida Rose

Saat daun kuning terlepas dari ranting, ranting berkusu-kusu pada batang. "Kita menunggu giliran kawan!."

Semburan lembut kembali menerpa pucuk. Pucuk  mulai menjulur melihatkan kecantikannya  yang memesona.
Hijau muda dan begitu lembut.

Seketika serangga daun bersorak-sorai. Mulai berebut mengerumuni pucuk yang terlihat lezat. Sembari menunggu matahari muncul. Serangga duduk di pusara pucuk dan membuatnya layu tersiram kotoran serangga.

Keesokan harinya pucuk jatuh ke tanah.
Ranting kembali berbisik.
"Bersiaplah kawan pucuk telah menyusul daun kuning."

Kuantan Singingi, 22 Januari 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun