Di mata budaya politik Indonesia, pidato di PBB selalu lebih dari sekadar diplomasi. Ia adalah  simbolik, bukti bahwa Indonesia tidak hanya sibuk dengan urusan domestik, tetapi juga hadir sebagai bagian dari keluarga besar umat manusia.
Penutup
Pidato Prabowo di PBB memang tak setara dengan pidato Soekarno dalam kedalaman filosofis, namun ia tetap melanjutkan tradisi penting: bahwa Indonesia harus bersuara. Dalam kultur politik kita, pemimpin yang berani berbicara di forum dunia selalu mendapat tempat istimewa dalam memori kolektif.
Dengan demikian, dari Soekarno ke Prabowo, pidato di PBB menjadi cermin bahwa bangsa ini, meski berbeda zaman dan gaya, tetap ingin hadir sebagai kekuatan moral dunia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI