Bermula dari dapur rumah di Desa Sranten, Karanggede, Boyolali, Bu Nab memulai usaha kacang sangan secara mandiri sejak 15 tahun lalu. Tanpa peralatan canggih, beliau hanya mengolah 5 kg kacang menggunakan wajan biasa. Namun berkat kegigihan dan konsistensi menjaga kualitas, produknya kini telah berkembang pesat. Saat ini, Bu Nab memiliki tiga kios aktif di pasar dan mampu menjual hingga 20 bal kacang per hari dengan omzet pernah tembus Rp50 juta dan dibantu oleh 10 karyawan.
   Proses produksi kacang sangan Bu Nab melalui beberapa tahapan ketat demi menjaga cita rasa. Dimulai dari pencucian kacang berulang kali dengan sabun dan air mengalir, kemudian dilanjutkan dengan penjemuran yang dilakukan langsung dibawah terik matahari, tahap selanjutnya adalah quality control yakni dengan melakukan pemilihan kualitas kacang terbaik dan membuang kacang yang tidak layak konsumsi, kemudian dilakukan penggorengan dengan tanah dan alat khusus selama satu jam. Dan tahap akhir adalah proses pengemasan, di mana kacang-kacang ini dipacking rapi dengan bermacam ukuran disesuaikan dengan kebutuhan para pelanggan. Kualitas adalah kunci utama. Itulah sebabnya produk Bu Nab tetap diminati hingga kini. Dukungan dari Kementerian Pertahanan Pangan Boyolali turut membantu menyediakan alat bantu seperti mesin penggoreng dan alat press kemasan, sehingga mempermudah dalam proses produksi.Â
  Â
"Selalu mempertahankan kualitas makanan, agar pelanggan memiliki kesan sendiri saat mencoba produknya" menjadi prinsip yang terus beliau pegang hingga kini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI