Mohon tunggu...
Ruang Digiswara
Ruang Digiswara Mohon Tunggu... Sekolah Tinggi Multimedia Yogyakarta

Kami merupakan mahasiswa semester 7, yang saat ini sedang melakukan KKN di Desa Sranten, Karanggede, Boyolali.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

UMKM Desa Sranten yang Tembus Pasar Regional, Kacang Sangan Bu Nab

29 Juli 2025   07:54 Diperbarui: 29 Juli 2025   07:54 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Survey UMKM bersama Tim Digiswara (Dok. Pribadi)

     Bermula dari dapur rumah di Desa Sranten, Karanggede, Boyolali, Bu Nab memulai usaha kacang sangan secara mandiri sejak 15 tahun lalu. Tanpa peralatan canggih, beliau hanya mengolah 5 kg kacang menggunakan wajan biasa. Namun berkat kegigihan dan konsistensi menjaga kualitas, produknya kini telah berkembang pesat. Saat ini, Bu Nab memiliki tiga kios aktif di pasar dan mampu menjual hingga 20 bal kacang per hari dengan omzet pernah tembus Rp50 juta dan dibantu oleh 10 karyawan.

     Proses produksi kacang sangan Bu Nab melalui beberapa tahapan ketat demi menjaga cita rasa. Dimulai dari pencucian kacang berulang kali dengan sabun dan air mengalir, kemudian dilanjutkan dengan penjemuran yang dilakukan langsung dibawah terik matahari, tahap selanjutnya adalah quality control yakni dengan melakukan pemilihan kualitas kacang terbaik dan membuang kacang yang tidak layak konsumsi, kemudian dilakukan penggorengan dengan tanah dan alat khusus selama satu jam. Dan tahap akhir adalah proses pengemasan, di mana kacang-kacang ini dipacking rapi dengan bermacam ukuran disesuaikan dengan kebutuhan para pelanggan. Kualitas adalah kunci utama. Itulah sebabnya produk Bu Nab tetap diminati hingga kini. Dukungan dari Kementerian Pertahanan Pangan Boyolali turut membantu menyediakan alat bantu seperti mesin penggoreng dan alat press kemasan, sehingga mempermudah dalam proses produksi. 

     

Proses Pengemasan Produk (Dok. Pribadi)
Proses Pengemasan Produk (Dok. Pribadi)
     Seiring berjalannya waktu, Bu Nab juga mulai merambah produk lain seperti keripik tahu, keripik singkong, dan keripik usus. Distribusinya pun tidak hanya terbatas di Boyolali, tetapi sudah merambah hingga Sragen dan Kudus. Sayangnya, pemasaran yang dilakukan masih mengandalkan cara konvensional seperti word of mouth atau dari mulut ke mulut dan melalui WhatsApp. Meski begitu, pelanggan tetap setia karena kualitas yang konsisten. Setiap hari, Bu Nab juga aktif memasarkan produknya ke Pasar Karanggede. Dengan semangat usaha yang tinggi dan kualitas produk yang terjaga, Bu Nab membuktikan bahwa UMKM desa bisa bersaing di pasar luas.

"Selalu mempertahankan kualitas makanan, agar pelanggan memiliki kesan sendiri saat mencoba produknya" menjadi prinsip yang terus beliau pegang hingga kini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun