Sebagai contoh Asian Study di Australian National University sudah banyak memberhentikan dosen di kelompok keilmuan Asian Studi termasuk Indonesia Study.
Dari segi bisnis keputusan menutup Asian Study di universitas memang merupakan salah satu cara bertahan di era pandemi karena krisis keuangan universitas, namun dalam jangka panjang keputusan ini tentunya akan berdampak pada masa depan Australia untuk dapat berkiprah di kawasan Asia ini.
Ketidak harmonisan hubungan Australia dan Tiongkok dalam 5 tahun terakhir ini merupakan contoh nyata bagaimana perekonomian Australia terdampak besar.
Minggu ini kampus terakhir yang merencanakan mengurangi kegiatan dan juga stafnya yang terkait dengan Asian Study adalah La Trobe University.
La Trobe university merencanakan akan memecat sekitar 200 staf nya  karena kekurangan pemasukan sebesar US $ 165 juta karena menurunnya penerimaan dari mahasiswa internasionalnya secara drastis.
Bagi Australia yang sedang dilanda masa ketidakpastian dan kontestasi geopolitik yang semakin meningkat ini justru memerlukan keterlibatannya  dengan Asia agar dapat bertahan.
Penutupan Asian Study di universitas-universitas di Australia yang menjadi tren saat ini karena himpitan pendapatan universitas tentunya akan memengaruhi keterlibatan Australia di kawasan Asia atau sebaliknya.
Pengurangan dan pemotongan program bahasa Indonesia  di berbagai universitas di Australia memang telah mengundang kritik keras termasuk juga program  bahasa Cina, Jepang, dan Hindi.
Tidak hanya La Trobe university, University of Western Australia juga berencana untuk mengurangi staf penelitiannya dalam bidang Asian Study. Tidak hanya Asian Study akan terdampak pengurangan staf ini namun juga bidang ilmu antropologi dan sosiologi.
Di era perdagangan bebas literasi Asia sangat penting bagi Australia karena ketergantungan perekonomian Australia pada negara Asia seperti Tiongkok dan Indonesia.
Penutupan Asian Study di berbagai universitas di Australia tidak saja akan merugikan Australia namun juga menyia-nyiakan tenaga ahli dan pakar Asia yang tidak dapat mengajar lagi di universitas karena diberhentikan.