Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal Lebih dalam Pareidolia

6 Juli 2021   10:04 Diperbarui: 6 Juli 2021   13:34 1088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh Pareidolia yang menghubungkan formasi awan formasi dengan wajah orang. Photo: Petaaa / Via old.reddit.com

Pareidolia merupakan  fenomena psikologis di mana pikiran kita merespons stimulus, biasanya gambar atau suara, dengan mengamati pola yang akrab dengan kita namun sebenarnya gambar dan suara tersebut tidak ada.

Pareidolia menyangkut interpretasi objek yang sebelumnya tidak terlihat dan tidak terkait dengan kita namun menjadi akrab karena pengalaman yang pernah kita alami sebelumnya.

Biasanya Pareidolia menyangkut  ilusi visual objek bermakna seolah olah  seperti wajah manusia  dan hewan.  Gambaran ini diperkirakan muncul dari bentuk ambigu yang tertanam dalam bentuk visual dan memiliki kemiripan fenomenologis yang mencolok dengan halusinasi visual.

Oleh sebab itu tidak jarang kita pernah mengalami Pareidolia dalam  hidup kita ketika kita menjalankan aktivitas keseharian kita.

Pareidolia merupakan  respons terhadap keadaan emosional, seperti ketakutan atau kekhawatiran, namun dapat juga terjadi secara acak.

Perbedaan dalam cara orang memandang sesuatu juga dapat menjelaskan mengapa sebagian orang dapat melihat bentuk dalam gambar abstrak sementara yang lain tidak.  Demikian juga terkadang ada sebagian orang yang dapat mendengarkan hal hal yang tidak terdengar oleh orang lain.

Hal yang menarik lainya dari Pareidolia ini adalah terjadi juga pada bayi usia 8-10 bulan dan juga pada pasien demensia dan penderita Parkinson.

Pareidolia dalam bentuk imajinasi seolah melihat wajah tampaknya merupakan fenomena universal,dan bahkan fenomena ini ditemukan pada penderita autis sekalipun.

Para peneliti sudah mencoba mencari penyebab mengapa Pareidolia dapat terjadi namun secara umum masih belum dapat ditentukan dengan pasti penyebab pareidolia ini.

Mereka memang sudah mengetahui bagian otak mana yang berperan dalam pemrosesan rangsangan wajah nyata dan wajah yang timbul akibat pareidolia. Namun, daerah otak yang menunjukkan aktivasi selama proses ini belum sepenuhnya ditentukan.

Daerah otak yang bertanggung jawab untuk pengenalan wajah berfungsi saat lahir. Oleh sebab itu, tidak heran jika  bayi baru lahir lebih tertarik melihat wajah orang dibandingan dengan melihat objek lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun