Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Meluruskan Mitos Susu Kecoa

13 Juni 2018   15:47 Diperbarui: 13 Juni 2018   16:07 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kecoa Pasific (Diploptera punctata) menghasilkan cairan melalui dinding kantungnya untuk memberi makan anaknya. Photo:. Flickr: Arthur Chapman

Dalam dua  bulan terakhir ini, setelah fenomena popularitas racun kalajengking menggemparkan indonesia, susu kecoa mencuat mengambil alih popularitas racun kalajengking.

Di dunia sebenarnya  fenomena kemunculan susu kecoa sudah mulai terjadi sekitar 2 tahun yang lalu, namun tampaknya puncak popularitas susu kecoa terjadi  ketika berbagai media mainstream dunia akhir akhir ini  mulai membahas dan menulis artikel terkait susu kecoa ini dengan judul yang sangat bombastis sekaligus menarik.

Fenomena popularitas susu kecoa  memang cukup mengherankan karena banyak sekali mitos yang melatar belakanginya.  Bagi orang awam yang tidak memiliki dasar pengetahuan tentang susu kecoa, ketertarikannya dapat dimaklumi yang mungkin timbul akibat uniknya kata "susu kecoa" ini.

Berbagai judul tulisan seperti misalnya "Susu" kecoa akan menjadi susu masa depan dengan rasa seperti susu sapi" atau judul lainnya seperti "Susu kecoa makanan super terbaru yang kaya akan gizi" memang  sangat menarik perhatian sekaligus banyak dipercaya oleh orang awam.

Salah kaprah susu kecoa

Kesalahan penggunaan istilah "susu" memang sudah sangat meluas, karena kata "susu" seharusnya didefinisikan sebagai cairan yang keluar dari ambing mamalia, sehingga labelisasi seperti susu kedele, susu almond, susu beras dll sudah menyalahi aturan.

Jika kita amati lebih dalam terkait tingkah laku reproduksi kecoa maka kita akan menemukan tiga cara induk kecoa untuk memelihara anaknya agar dapat bertahan hidup. 

Cara pertama adalah membuang anaknya ke tempat  tertentu sehingga mengakibatkan anaknya memperlambat pertumbuhannya.  Induk kecoa yang memiliki tingkah laku membuang anaknya ini merupakan bagian dari strategi tingkah laku agar anak anaknya dapat bertahan hidup.

Cara kedua adalah menempelkan telur di luar tubuh  induknya dan cara ketiga adalah menyimpan telur telurnya dalam kantung khusus yang secara alami dimiliki induknya sebagai tempat membesarkan bayi kecoa.

Jika kita pernah mendengar tentang cara bagaimana induk kangguru membesarkan anak nya maka kita akan terbayang bagaimana cara induk kecoa membesarkan anaknya karena mekanismenya mirip.

Kecoa Pasifik membesarkan anaknya dalam kantung khusus yang dimiliki induknya. Photo: www.theweek.co.uk
Kecoa Pasifik membesarkan anaknya dalam kantung khusus yang dimiliki induknya. Photo: www.theweek.co.uk
Hal yang perlu diketahui adalah tidak semua jenis kecoa memiliki cara ketiga dalam memelihara anaknya.  Salah satu kecoa  yang dikeathui sampai saat ini  menyimpan embrio dan membesarkannya  dalam kantung adalah kecoa Pasifik dengan nama latin Diploptera punctata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun