Mohon tunggu...
Royan Juliazka Chandrajaya
Royan Juliazka Chandrajaya Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang pekerja lepas yang sedang berusaha memahami makna hidup.

Saya suka hal-hal yang berbau fiksi. Jika diberi kesempatan, saya akan terus menulisnya. Instagram : @royanjuliazkach Twitter : @royanazka

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kain Kafan di Kepalaku

22 September 2022   10:50 Diperbarui: 22 September 2022   11:03 777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : makassarterkini.id

"Siapa yang telah mengajarimu seperti ini? Kau telah menyalahi kodratmu. Tak pantas kumpulan sepertimu banyak bertanya" Terdengar penghulu mulai memelankan suaranya.

"Penghulu belum menjawab pertanyaanku yang pertama, lalu kali ini mengatakan bahwa aku menyalahi kodrat. Kodrat seperti apa yang penghulu maksud?" tanya Maya semakin menekan.

"Tuhan telah berfirman bahwa seluruh tubuhmu adalah sumber fitnah. Maka menutupnya adalah cara melindunginya. Jika kau tak menutupnya maka segala keburukan akan menimpamu. Itu adalah peringatan Tuhan"..

"Keburukan seperti apa yang penghulu maksud? Sejauh ini saya tak mengalami keburukan apa pun dalam definisi saya"..

"Kau akan mengundang birahi kaum hewani."..

"Di mana kaum itu wahai penghulu? Apakah mereka terejawantahkan dalam sebuah koloni atau justru mereka hanyalah entitas imajiner yang siapapun dapat menciptakannya?"..

"Kau akan segera mengetahuinya"..

"Apakah kain itu adalah jaminan keamanan bagi diriku?"..

"Tidak sepenuhnya. Tetapi itu akan membantu melindungimu"..

"Lalu mengapa kau menindihkan badan Sinta ke atas selangkanganmu sembari meremas separuh tubuhnya saat dia berada dalam ruanganmu hingga ia menangis? Padahal di saat itu Sinta memakai utuh kain putih di sekujur tubuhnya. Itukah bentuk perlindunganmu? Di mana kaum hewani itu wahai penghulu?"..

Sontak, kami terperangah. Lantai bilik kelas yang terbuat dari ubin murahan seperti akan remuk ke dalam bumi karena tak mampu menahan kabar yang baru saja disiarkan Maya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun