Mohon tunggu...
Roy SamsuriLubis
Roy SamsuriLubis Mohon Tunggu... Buruh - Penyiar paruh waktu

Pemikir Penuh Waktu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Sedih

26 Juni 2019   00:18 Diperbarui: 28 Juni 2019   22:48 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kupeluk erat bayangmu selepas percakapan itu
Katamu aku bukan lagi yang kau tuju
Rindumu telah berembus pada orang baru
Kini biduk cintamu menjadi asing bagiku
Benderanya belum jua kau ganti, ia masih biru
Seketika aku pikir kauberlabuh di dermaga hatiku
Nyatanya jantungku sesak; mataku sayu meneteskan pilu

Doa apalagi yang harus aku langitkan, doaku telah hilang pegangan
Restu Yang Kuasa jauh dari jangkauan, rasaku remuk di tengah jalan
Hilang arah dan haluan, kaki jatuh, aku tersungkur dalam penyesalan
Tenggelam dan hanyut dalam genangan kenangan

Kau masih berlari dalam pejam mataku
Senyummu masih seperti dulu menuntaskan ragu
Sampai aku benci membuka mata meski sedetik waktu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun