Hujan bulan Juni dan Desember Rain telah berlalu
Langit pegam, gemuruh petir tak lagi berkecamuk di dada
Hujan memang menenangkan, tapi jernih matamu bak langit biru lebih menusuk kalbu
Aku memang tak bisa mengindar dari tumpahan rasa cinta. Namun, siapa kuasa tak bersua cahaya?
Kau cahayaku, bukan? Menerangi gelap jalan dan tatih langkahku
Amarah langit, gelembung awan, luapan banjir; kayangan tak melarang
Tumpah ruah kepedihan membanjiri senyum yang kuukir berlarut-larut
Sehari cerah menghapus gegap gempita kalut langit, badai; benderang
Apalagi yang perlu kutanya? Kebahagaian kembali berdenyut
Tiada pedih tak berujung senyum, pun tiada perih yang tak berakhir riang
Pilu hati telah kau obati, tak lagi ada kalut