Mohon tunggu...
Seca Faleesha
Seca Faleesha Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Program pendidikan bahasa dan Sastra Indonesia

Nim: 190402080005

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kucin(g)ta Padamu

10 Juni 2021   09:04 Diperbarui: 10 Juni 2021   09:14 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Akhirnya lo inget juga sama gue, Munchkin. Jadi, kapan kita nikah?"

Wajah Lora memerah ketika mendengar ucapan terakhir Gama. Kenapa makhluk itu masih ingat dengan janji kekanakan yang Lora buat?

*****

Lora dan Gama berjalan beriringan di taman. Hari ini Gama bilang jika dia akan menghadapi ketakutannya pada kucing. Dan, Lora berjanji akan membantunya mengatasi rasa takutnya. Hubungan mereka menjadi lebih erat. Apalagi ketika Lora akhirnya sadar siapa Gama di masa lalunya.

"Hua!!! Kucingnya mau nyakar. Kucingnya nyakar." Gama berteriak seoerti orang kesetanan ketika Lora memapah tangannya untuk menyentuh kucing belang yang sangat jinak. Beberapa pengunjung taman menatap mereka berdua. Satu dua tertawa kecil. Lucu sekali rasanya melihat seorang pria dewasa berteriak ketakutan menghadapi kucing yang hanya diam.

"Gama!! Jangan teriak! Nanti kucingnya nyakar beneran!"


"Ini semua salah lo, woy!"

"Coba usap perutnya pelan-pelan!" Lora meletakkan tangan Gama di perut kucing yang mengeong pelan itu.

"Hua!!! Perutnya kaya jeli!! Gue takut isi perutnya keluar!!" Gama langsung beranjak dan pergi menjauh dari kumpulan kucing yang mengelilinginya. Lora tertawa kencang. Begitu pula beberapa pengunjung taman yang memperhatikan keduanya sedari tadi. Lora berjalan menghampiri Gama yang duduk di bangku taman. Wajah pria itu sangat pucat dengan keringat yang mengucur di dahinya.

"Gama lucu banget! Padahalkan kucing tuh lucu. Sama sekali nggak serem!"

"Lo tau nggak? Cuman ada satu kucing di dunia ini yang nggak gue takuti!" ucap Gama sembari mengatur nafasnya yang masih memburu.

"Apa?" tanya Lora semangat.

"Kucingta padamu!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun