Mohon tunggu...
Rosy Amelia
Rosy Amelia Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa Universitas Padjadjaran

🎓 Padjadjaran University https://www.linkedin.com/in/rosy-amelia-61a639172

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Berani Memimpin" Gaya Generasi Muda di Era Digitalisasi Bisnis di Indonesia

23 Mei 2019   10:42 Diperbarui: 23 Mei 2019   10:46 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di era digital seperti saat ini, kemajuan -- kemajuan teknologi kini seolah menjadi suatu hal yang tak diragukan lagi keberadaannya. Pada era ini, seluruh manusia seolah dituntut untuk mampu menghadapi kemajuan -- kemajuan teknologi seperti yang sedang terjadi saat ini. Arus globalisasi kini memiliki pengaruh yang besar terhadap keberlangsungan kehidupan manusia, yang mana kemajuan teknologi mampu menghubungkan manusia yang satu dengan manusia yang lainnya tanpa mengenal jarak dan waktu.

Digitalisasi pada saat ini, merupakan hal utama bagi setiap manusia dalam setiap melakukan aktivitas. Selain menyajikan kemudahan, tentunya dengan digitalisasi semua pekerjaan akan terasa lebih mudah, efektif dan efisien. 

Maka, tak heran jika digitalisasi pada saat ini dapat menjadi tuntutan utama bagi para pelaku bisnis. Terlebih dalam hal ini, apabila para pelaku bisnis tidak mampu menyesuaikan diri dengan keberadaan digitalisasi, tentu para pelaku bisnis harus siap menerima berbagai konsekuensi pahit mulai dari ditinggalkan oleh konsumen hingga terhempas dari lingkungan bisnis yang ada.

Adanya digitalisasi bisnis ini, tentunya akan menjadi hal yang serius bagi para pemangku kebijakan untuk dapat mengeluarkan ide, gagasan,  dan strategi dalam menciptakan dan mengembangkan sebuah bisnis.  

Yang mana, keberadaan para pemimpin yang handal dan siap dalam menerima tantangan baru dalam mendigitalisasikan suatu bisnis tentu sangatlah dibutuhkan. Hal ini pun berlaku bagi seluruh generasi pemimpin untuk dapat memahami serta menyesuaikan diri dalam mengikuti perkembangan zaman. 

Terlebih bagi para pemimpin pemuda, keberadaan digitalisasi bisnis yang ada saat ini, kini seolah dapat dikatakan sebagai ajang pertarungan yang sesungguhnya mengingat peran dari kemajuan digital yang sudah sangat melekat dengan para generasi -- generasi muda.

Dalam konteks ini, peran pemuda dapat diimplikasikan melalui keikutsertaan para generasi muda untuk dapat ikut serta menjadi pemimpin muda dalam sebuah lini bisnis. Yang mana kegiatan tersebut tentunya bertujuan untuk dapat memberikan kontribusi yang positif bagi negerinya serta mampu bersaing dengan negara -- negara lainnya. 

Dalam hal ini, ketersediaan ruang yang cukup bagi pemimpin muda untuk dapat berpartisipasi aktif demi memajukan negara tentu sangatlah dibutuhkan. Ruang -- ruang tersebut dapat diwujudkan melalui sikap suatu bangsa yang mampu mendukung segala aspek yang dapat memajukan bangsa itu sendiri. yang mana dalam hal ini, terlebih bagi bangsa Indonesia harus tetap fokus dalam menyiapkan, menunjang dan membangun kepemimpinan muda agar dapat memberikan pengaruh serta dapat menyelesaikan permasalahan bangsa Indonesia di masa yang akan datang.

Sebagai ranah yang didominasi oleh pria, pada era digitalisasi bisnis saat ini, sangat jarang terlihat lahirnya pemimpin-pemimpin wanita yang dapat berpengaruh di bidangnya. Padahal, di dalam industri saat ini, seolah menuntut terciptanya berbagai inovasi  yang tiada henti dalam kurun waktu yang relatif cepat.

 Yang mana dalam hal ini, untuk dapat menciptakan sebuah inovasi, tentu dibutuhkan sebuah kolaborasi baik antar sesama rekan bisnis ataupun rekan yang berada di luar ruang lingkup bisnis yang tentunnya memiliki ide- ide serta keahlian-keahlian yang mumpuni, baik dari pria maupun wanita. 

Hal tersebut tak lain dan tak bukan bertujuan agar berbagai solusi berbasis digital yang berdampak pada masyarakat saat  ini dapat lahir dan berkembang di dalam suatu bisnis. 

Untuk dapat mewujudkan hal tersebut tentu sangat diperlukannya  berbagai arahan atau dengan kata lain dijadikan sebagai titik acuan bagi para pemimpin -- pemimpin muda.  Yang mana peran para pemimpin muda di era digitalisasi bisnis ini dapat menginspirasi para generasi penerus yang kelak akan menjadi generasi pemimpin khususnya bagi para kaum wanita di era digitalisasi bisnis di Indonesia.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Samantha dan Lisa (2014) dari Florida International University dan University of North Carolina at Charlotte, mengatakan bahwa wanita mungkin dapat dianggap lebih unggul dari pada pria di level tertinggi. 

Jika wanita dalam posisi ini dipandang sangat kompeten dengan cara mengatasi hambatan, akan ada peningkatan kesesuaian antara peran gender dan peran pemimpin mereka.

 Maka, diharapkan dengan lahirnya kaum pemimpin muda wanita dapat mengeluarkan lebih banyak ide dan gagasan dari berbagai perspektif. Ide dan gagasan baru akan lebih bermakna, lebih berwarna serta lebih meluas. Begitu pula jika diterapkan pada era digitalisasi bisnis saat ini.

Menurut hasil Survey Global yang dilakukan oleh Grand Thornton pada 2017, yang menunjukan persentase jumlah pemimpin wanita di Indonesia menempati urutan teratas di Asia Pasifik, yakni mencapai 46% dari 5.500 perusahaan di 36 negara. Dan hasil ini meningkat 10 poin jika dibandingkan dengan hasil survey tahun lalu sebesar 36%. (www.bisnis.com, diakses pada 18 Maret 2019).

Johanna Gani, Managing Partner Grant Thronton Indonesia, mengatakan bahwa suatu perusahaan perlu memberi wanita kesempatan yang sama dengan pria untuk menjadi pemimpin serta menyelenggarakan program mentorship dan sponsorship untuk membantu wanita agar dapat berkembang dan menempati posisi senior. Menurutnya, seiring isu ketidakpastian yang mendominasi agenda bisnis pada tahun 2017, laporan Grant Thornton yang bertajuk Women in Business: New Perspective on Risk and Reward menekankan pentingnya keragaman gender pada tim manajemen senior yang menangani risiko. Dia pun menjelaskan secara global persentase wanita yang memegang jabatan senior dalam bisnis mencapai 25% pada 2017, meningkat sedikit dari 24% pada tahun sebelumnya. Namun, dari survey yang sama juga terungkap bahwa sekitar sepertiga dari bisnis di seluruh dunia tidak memiliki wanita di jenjang pimpinan perusahaan, (www.bisnis.com, diakses pada 18 Maret 2019)

Data Grant Thornton dalam bisnis.com juga menunjukkan perbedaan yang mencolok antara negara-negara berkembang yang memiliki tingkat persentase tertinggi yaitu sebesar 29% pada posisi senior yang dijabat wanita, sebaliknya di negara-negara maju justru menempati posisi terendah yakni hanya mencapai 13%.
Di Indonesia pun kepemimpinan muda wanita masih sangat jarang terlihat. 

Terbukti masih sangat sedikit para kartini muda yang memimpin sebuah bisnis. Hal ini dapat terjadi dikarenakan para wanita saat ini masih termarginalisasi oleh pemikiran yang mainstream bahwa segala urusan 'luar rumah' adalah urusan pria. Perempuan sepertinya tidak memiliki otoritas urusan di 'luar rumah', apalagi menyoal urusan kepemimpinan. Perempuan seakan terdesak di wilayah 'pinggiran' yang hanya mengurus rumah tangga.

Terlebih dalam hal ini, hingga saat ini tidak ada larangan ataupun Undang-Undang yang berkenaan dengan larangan para kaum perempuan untuk dapat  memegang kekuasaan. 

Maka dari itu, inilah yang seharusnya menjadi perhatian penuh oleh para kaum wanita untuk dapat melihat peluang yang terbuka lebar untuk dapat ikut serta membangun bangsa indonesia melalui keikutsertaan dalam ruang lingkup suatu bisnis terlebih dalam lini digitalisasi bisnis. 

Tak dapat dipungkiri, kini tak sedikit para pemimpin -- pemimpin muda wanita yang berhasil dalam memimpin sebuah bisnis di berbagai negara, seperti halnya di Indonesia yakni sosok Diajeng Lestari yang kini meramba dunia bisnis dan duduk pada posisi sebagai CEO dari HijUp.com yang tentunya bisnis ini sudah dikenal luas oleh khalayak umum.

Oleh karena itu, sudah saatnya kini pemikiran para generasi -- generasi penerus bangsa untuk dapat senantiasa berfikir dan bersikap secara sportif. Dan dalam hal ini khususnya bagi para pemangku bisnis, kini dirasa sudah saatnya untuk dapat melihat serta membuka ruang kompetisi yang sifatnya general, yakni bukan hanya disediakan untuk para kaum pria saja melainkan harus dapat melihat potensi serta kemampuan dari para kaum wanita itu sendiri. 

Menyikapi hal ini, tak dapat dipungkiri bahwa kaum laki-laki dianggap lebih kuat dan mampu mengemban tanggungjawab yang penuh, namun dalam hal ini kepemimpinan dalam konteks bisnis bukanlah persoalan fisik semata, melainkan sebuah sistem yang mana didalamnya membutuhkan pemikiran yang cerdas serta kesanggupan untuk dapat  menyelesaikan segala permasalahan yang ada di lapangan. 

Dalam hal ini wanita tidaklah selalu ada di bawah laki-laki, bahkan wanita justru terkadang lebih dianggap lebih memahami situasi secara emotional yang disertai dengan kemampuan rasionalnya. Tak hanya itu, dapat dikatakan bahwa kaum wanita, dirasa lebih mampu menyelesaikan dan mengurusi hal-hal yang selama ini luput dari pandangan kaum pria.

 Hal inilah yang dapat menjadi alasan bahwa kaum wanita pada dasarnya memiliki kesempatan yang serupa dengan kaum laki -- laki untuk dapat menjadi peminpin -- pemimpin baik didalam suatu bisnis ataupun perusahaan, yang mana hal ini dapat senantiasa terwujud apabila para generasi -- generasi muda wanita dapat melihat peluang yang ada terlebih pada era digitalisasi saat ini.

Kini sudah saatnya seluruh pola pemikiran akan peran serta para generasi -- generasi bangsa khususnya para kaum wanita untuk lebih ditangguhkan kembali dengan tujuan agar seluruh cita -- cita, harapan, serta tujuan dalam berbangsa dan bernegara dapat terwujud melalui peran serta para generasi -- generasi mudanya. 

Wanita sebagai pencetak generasi muda Indonesia yang berkualitas sangatlah layak diberikan tempat sebagaimana mestinya, yang mana tempat atau ruang tersebutlah yang kelak dapat mewarisi generasi -- generasi penerus bangsa yang dapat memajukan serta mengembangkan bangsa. 

Kini sudah saatnya kita untuk dapat berfikir secara sportif, objektif, serta menjunjung tinggi nilai keadilan dalam hal menentukan pemimpin -- pemimpin muda terlebih dari segi gender, demi terciptanya kemajuan bangsa, khususnya dalam dunia bisnis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun