Mohon tunggu...
Rosikhoh Ilmiyah
Rosikhoh Ilmiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa

...

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Multibahasa, Multikultural: Keuntungan Menguasai Banyak Bahasa

28 Juli 2025   15:21 Diperbarui: 28 Juli 2025   15:21 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Bahasa adalah cermin identitas dan kebudayaan. Bukan hanya sekadar alat untuk menyampaikan pesan, tetapi juga menyimpan cara berpikir, tradisi, dan nilai-nilai masyarakat penuturnya. Setiap kali belajar bahasa baru, kita seakan sedang membuka pintu menuju dunia lain, yaitu dunia yang menawarkan sudut pandang, kebiasaan, dan filosofi yang berbeda. Karena itu, kemampuan multibahasa bukan hanya sekadar keterampilan praktis, melainkan juga jembatan yang menghubungkan manusia dengan keragaman budaya dan peradaban.

Multibahasa merupakan penguasaan seseorang terhadap beberapa bahasa. Penguasaan bahasa pada pembahasan ini di titik beratkan pada bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain untuk menyampaikan sesuatu hal atau informasi. Penguasaan multibahasa bergantung pada proses pembelajaran seseorang dalam pemerolehan bahasa, baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Ada seseorang yang memang pandai berbahasa melalui Pendidikan formal seperti sekolah pada umumnya, ada pula seseorang yang pandai berbahasa dari berbagai media seperti internet atau media sosial.

Menguasai banyak bahasa memberikan keuntungan nyata di berbagai aspek kehidupan. Dalam dunia kerja, seseorang yang fasih lebih dari satu bahasa memiliki peluang lebih besar untuk menjalin relasi internasional, bekerja di perusahaan multinasional, atau berkolaborasi dalam proyek global. Dalam pendidikan, kemampuan bahasa asing membuka akses ke literatur ilmiah, program pertukaran pelajar, hingga beasiswa luar negeri yang mensyaratkan penguasaan bahasa tertentu. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari, multibahasa memudahkan kita menjelajah dunia, memahami berita global, dan menikmati karya sastra maupun film dalam versi aslinya.

Lebih dari sekadar manfaat praktis, multibahasa juga melatih kemampuan berpikir. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa orang yang menguasai dua bahasa atau lebih cenderung memiliki daya ingat lebih baik, fleksibilitas mental yang tinggi, serta kemampuan memecahkan masalah secara kreatif. Ketika kita mempelajari bahasa lain, otak dipaksa bekerja lebih aktif untuk memahami struktur baru, kosakata, dan nuansa makna yang berbeda. Proses ini memperkuat daya kognitif sekaligus meningkatkan wawasan seseorang terhadap bahasa-bahasa yang diperolehnya.

Di sisi lain, kemampuan multibahasa menumbuhkan sikap toleran dan empati terhadap orang lain. Saat kita berbicara dengan bahasa mereka, kita tak hanya bertukar kata, tetapi juga merasakan cara mereka memandang hidup. Ini membuat kita lebih terbuka terhadap keberagaman dan mengurangi prasangka. Tidak heran jika multibahasa dianggap sebagai salah satu kunci untuk membangun masyarakat multikultural yang damai dan inklusif.

Namun, menguasai bahasa lain bukan berarti meninggalkan bahasa ibu. Justru, dengan membandingkan berbagai bahasa, kita semakin memahami keindahan dan kekayaan bahasa sendiri. Dengan menguasai bahasa ibu berarti seseorang dapat memahami makna multikultural yaitu proses seseorang dalam menghargai keberagaman budaya dalam suatu masyarakat, salah satunya penggunaan bahasa (bahasa ibu). Bahasa ibu tetap menjadi identitas utama yang melekat dalam hati, sementara bahasa lain menjadi jembatan untuk menjangkau dunia luar. Di era globalisasi yang menuntut keterhubungan, multibahasa adalah kekuatan untuk merawat akar budaya sekaligus merangkul perbedaan.

Menghargai perbedaan dalam masyarakat akan menciptakan perdamaian antarmasyarakat baik secara luas atau sempit. Menghargai masyarakat dari segi penggunaan bahasa adalah salah satunya menghargai pendapat orang lain dalam memberikan pandangan terhadap suatu hal meskipun berbeda. Ketika saling menghargai pendapat satu dengan yang lainnya akan muncul kesadaran untuk mencari solusi agar menemukan titik temunya dari perbedaan menjadi suatu kesatuan. Jangan memandang sebuah perbedaan itu menjadi sebuah perselisihan, tetapi menjadi sebuah dinamika kehidupan dalam bermasyarakat beradab, beretika, bermoral, dan tentunya bermartabat serta berintelektual.

Menguasai banyak bahasa pada akhirnya bukan sekadar kemampuan berbicara dalam berbagai kata, melainkan sebuah seni untuk memahami manusia secara lebih mendalam. Melalui bahasa, kita dapat mengetahui cara orang lain berpikir, merasakan, dan memaknai hidup. Setiap bahasa membawa cerita, nilai-nilai, dan budaya yang berbeda, sehingga saat kita mempelajarinya, kita sesungguhnya sedang memperluas wawasan tentang keberagaman dunia. Penguasaan banyak bahasa juga membuka peluang yang lebih luas, baik dalam pendidikan, karier, maupun hubungan sosial, karena kita mampu berkomunikasi dan membangun relasi dengan lebih banyak orang dari berbagai latar belakang. Dengan demikian, keberagaman bukanlah penghalang, melainkan kekayaan yang justru membuat kita lebih utuh, baik sebagai individu yang memiliki identitas kuat maupun sebagai bagian dari masyarakat global yang saling terhubung. Maka, belajar satu bahasa baru ibarat membuka satu pintu menuju pemahaman baru tentang dunia, budaya, dan nilai-nilai kemanusiaan. Langkah kecil dalam mempelajari bahasa baru bisa menjadi awal dari perjalanan besar untuk mengenal lebih luas, memahami lebih dalam, dan menghargai perbedaan yang ada di sekitar kita.

Menguasai banyak bahasa juga dapat seni memahami manusia. Ia memperluas wawasan, membuka peluang, dan menegaskan bahwa keberagaman bukan halangan, melainkan kekayaan yang membuat kita lebih utuh sebagai individu sekaligus bagian dari masyarakat global. Maka, belajar bahasa baru adalah langkah kecil yang membawa kita pada perjalanan besar, perjalanan mengenal dunia, budaya, dan kemanusiaan itu sendiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun