Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Ujian Kehidupan"Jauh Lebih Sulit dari Ujian di Universitas

26 Desember 2019   04:08 Diperbarui: 26 Desember 2019   04:19 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: https://pixabay.com/photos/black-poor-poverty-man

Akibatnya,sering kami mendapatkan telpon dari istri mereka berdua menanyakan tentang suami mereka. Karena pada waktu itu belum ada Hp, maka satu satunya cara berkomunikasi jarak jauh adalah menggunakan telpon. Rasanya kami ikut senang, menyaksikan betapa peduli istri keduanya terhadap suami mereka.

Kenyataan yang Berbeda
Pada awalnya,semua berjalan lancar. Tapi tidak ada manusia yang tahu,apa yang akan terjadi kelak. Suatu waktu dapat kabar bahwa Ahmad jatuh sakit. Karena kami sudah tahu dimana ia tinggal,maka sepulang dari kantor,kami singgah untuk membezuknya. Tampak wajah Ahmad pucat dan tubuhnya kurus. 

Dengan suara sedih ia bercerita, bahwa sejak ia sakit, istrinya mendadak jadi pemarah. Setiap hari, istrinya mengatakan: "Karajo lah lai, Uda.Jan Lalok ka lalok juo " (kerjalah mas, jangan kerja cuma tidur melulu). Padahal dirinya,sungguh tidak mampu untuk melakukan aktifitas,karena sakit.

Kami ikut  sedih mendengar curhat Ahmad  dan kecewa. Karena selama suaminya membawa pulang hasil setiap hari,perhatian yang diberikan istrinya luar biasa. Tapi begitu suaminya jatuh sakit, ternyata berubah sikap secara total. Tapi kami tentu tidak berhak mencampuri urusan keluarga orang lain. 

Yang dapat kami lakukan adalah membantu biaya berobatnya.Hal ini ,ternyata terulang lagi,ketika Anto juga jatuh sakit. Perlakuan yang sama dari istrinya seperti yang dialami Ahmad.

Bahkan hingga ketika suami mereka sakit semakin parah,ditempatkan di dapur .Alasan istrinya,anak anak tidak tahan bau busuk. Kami hanya bisa diam karena tidak mungkin mencampuri urusan keluarga orang.

Ternyata penampilan kedua isteri tersebut sangat berbeda dengan tutur katanya yang manis ,menanyakan suami ketika suami berhasil membawa pulang hasil kerjanya.

Tapi sewaktu suami tidak lagi ada penghasilan dia tidak perduli lagi akan nasib suami nya .Bahkan ketika suami menderita sakit mereka tega, membiarkan suaminya tidur di dapur rumah, tidak dikamar Karena katanya suaminya bau dan tidak disukai anak anaknya.Hingga keduanya meninggal. mereka masih terbaring di dapur. Sungguh sangat menyedihkan. 

Seharusnya Wanita Memiliki  Perasaan Lebih Halus
Saya tidak mengerti kenapa  bisa terjadi demikian.Karena logikanya, seharusnya wanita kodratnya memiliki perasaan yang lebih halus dan lembut dibandinkan dari pria Seharusnya tidak boleh ada wanita yang memperlakukan suami demikian.

Selama hidup. saya belum pernah mendengar suami melakukan isteri  mereka seperti itu, yakni ketika isteri sakit dibiarkan saja dan dipindahkan ke dapur atau ke garasi. Mengapa bisa demikian ? Sampai saat ini saya tidak mengerti kenapa ada wanita yang begitu tega? Sebagai sesama wanita,sungguh saya merasa risih dan sedih

Ternyata Tidak Hanya Terjadi Dikalangan "Bawah"
Pada awalnya,saya mencoba berpikiran positif,mungkin karena kurang mendapatkan didikan,maka isteri dari Ahmad dan Anto,tega memperlakukan suami mereka seperti itu. Tetapi ternyata dugaan saya keliru. Karena hal yang sama terjadi pada salah seorang teman kami,yang berasal dari kalangan intelektual,baik suaminya maupun istri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun