Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Ujian Kehidupan"Jauh Lebih Sulit dari Ujian di Universitas

26 Desember 2019   04:08 Diperbarui: 26 Desember 2019   04:19 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: https://pixabay.com/photos/black-poor-poverty-man

Mengapa Bisa Begitu?.
Pada umumnya setiap kali seseorang memutuskan untuk  mengawali hidup berumah tangga, penuh keyakinan diri bahwa setelah menikah, dapat hidup rukun dengan wanita yang akan menjadi isterinya.

Untuk memenuhi harapan ini,maka  sebagai  seorang suami yang sekaligus sebagai kepala keluarga, siap untuk berkerja keras, demi untuk anak isteri tercinta.

Berusaha sebaik mungkin agar kehidupan rumah tangganya memadai dan jangan sampai berkekurangan. Tetapi ternyata yang terjadi, tidak selalu sesuai dengan harapan bahkan tidak jarang justru berbanding terbalik dengan apa yang diharapkan oleh pasangan suami isteri.

Dalam saat saat seperti inilah,pasangan suami istri baru sadar,bahwa hidup tidak seindah kisah dalam film kartun,yang mengisahkan bahwa setelah menikah, maka keduanya hidup berbahagia selama lamanya. 

Saat dimana harus menerima kenyataan,bahwa terkadang hidup itu amat menyakitkan,sungguh merupakan ujian berat,bagi pasangan suami istri. Dan dengan prihatin, kita saksikan,banyak yang tidak lulus dalam "ujian kehidupan" ini..

Sebagai orang yang pernah muda,saya dan suami juga sudah merasakan ujian hidup yang sangat berat ini. Bukan dalam waktu sebulan dua bulan dan juga bukan dalam waktu setahun dua tahun,melainkan bertahun tahun lamanya. Pada masa seperti ini,waktu terasa seakan berhenti berputar,setiap menit rasanya berjalan sangat lambat.

Beberapa Contoh Kisah Hidup
Dulu sewaktu masih tinggal di Padang ,sebagai Pengusaha expor biji Kopi,Kulit Manis dan  rempah rempah,kami berkenalan dengan beberapa orang Makelar atau Perantara. 

Tugas mereka adalah menjemput para pedagang yang datang dari berbagai daerah ,yang datang dengan maksud  menjual hasil perkebunan dari kampung, seperti misalnya biji kopi, kulit manis dan beragam rempah rempah. Mengantarkan mereka ke beberapa tempat,untuk mendapatkan harga yang tertinggi. 

Bila sudah terjadi transaksi, maka Makelar atau Perantara tadi mendapatkan  komisi. Bisa saja dari pihak pemilik barang dan sekaligus dari pihak  pembeli. Peran mereka cukup penting,karena kalau tidak memanfaatkan jasa mereka, maka kemungkinan besar kita tidak akan mendapatkan kesempatan untuk membeli komoditas dagang yang akan diekspor.

Karena kami memperlakukan mereka dengan baik, maka banyak Makelar ini,yang menjadikan kantor kami sebagai "Posko" mereka. Yakni menerima telpon dari para pedagang dan bahkan bernegosiasi mengenai harga barang yang akan dijual Ada dua orang agen yang sangat rajin membawa pedagang sehingga dia berhasil mengumpulkan komisi untuk membeli rumah yang cukup baik untuk keluarganya.

KIta sebut saja namanya Ahmad  dan Anto. Boleh dikatakan sejak pagi,mereka hilir mudik untuk mencari para pedagang yang datang dari Batusangkar, Kerinci dan Curup, untuk diperkenalkan kepada kami. Bahkan tidak jarang mereka hingga malam hari masih ada di kantor kami, menyelesaikan urusan administrasi,yakni menghitung komisi yang akan mereka terima. 

Akibatnya,sering kami mendapatkan telpon dari istri mereka berdua menanyakan tentang suami mereka. Karena pada waktu itu belum ada Hp, maka satu satunya cara berkomunikasi jarak jauh adalah menggunakan telpon. Rasanya kami ikut senang, menyaksikan betapa peduli istri keduanya terhadap suami mereka.

Kenyataan yang Berbeda
Pada awalnya,semua berjalan lancar. Tapi tidak ada manusia yang tahu,apa yang akan terjadi kelak. Suatu waktu dapat kabar bahwa Ahmad jatuh sakit. Karena kami sudah tahu dimana ia tinggal,maka sepulang dari kantor,kami singgah untuk membezuknya. Tampak wajah Ahmad pucat dan tubuhnya kurus. 

Dengan suara sedih ia bercerita, bahwa sejak ia sakit, istrinya mendadak jadi pemarah. Setiap hari, istrinya mengatakan: "Karajo lah lai, Uda.Jan Lalok ka lalok juo " (kerjalah mas, jangan kerja cuma tidur melulu). Padahal dirinya,sungguh tidak mampu untuk melakukan aktifitas,karena sakit.

Kami ikut  sedih mendengar curhat Ahmad  dan kecewa. Karena selama suaminya membawa pulang hasil setiap hari,perhatian yang diberikan istrinya luar biasa. Tapi begitu suaminya jatuh sakit, ternyata berubah sikap secara total. Tapi kami tentu tidak berhak mencampuri urusan keluarga orang lain. 

Yang dapat kami lakukan adalah membantu biaya berobatnya.Hal ini ,ternyata terulang lagi,ketika Anto juga jatuh sakit. Perlakuan yang sama dari istrinya seperti yang dialami Ahmad.

Bahkan hingga ketika suami mereka sakit semakin parah,ditempatkan di dapur .Alasan istrinya,anak anak tidak tahan bau busuk. Kami hanya bisa diam karena tidak mungkin mencampuri urusan keluarga orang.

Ternyata penampilan kedua isteri tersebut sangat berbeda dengan tutur katanya yang manis ,menanyakan suami ketika suami berhasil membawa pulang hasil kerjanya.

Tapi sewaktu suami tidak lagi ada penghasilan dia tidak perduli lagi akan nasib suami nya .Bahkan ketika suami menderita sakit mereka tega, membiarkan suaminya tidur di dapur rumah, tidak dikamar Karena katanya suaminya bau dan tidak disukai anak anaknya.Hingga keduanya meninggal. mereka masih terbaring di dapur. Sungguh sangat menyedihkan. 

Seharusnya Wanita Memiliki  Perasaan Lebih Halus
Saya tidak mengerti kenapa  bisa terjadi demikian.Karena logikanya, seharusnya wanita kodratnya memiliki perasaan yang lebih halus dan lembut dibandinkan dari pria Seharusnya tidak boleh ada wanita yang memperlakukan suami demikian.

Selama hidup. saya belum pernah mendengar suami melakukan isteri  mereka seperti itu, yakni ketika isteri sakit dibiarkan saja dan dipindahkan ke dapur atau ke garasi. Mengapa bisa demikian ? Sampai saat ini saya tidak mengerti kenapa ada wanita yang begitu tega? Sebagai sesama wanita,sungguh saya merasa risih dan sedih

Ternyata Tidak Hanya Terjadi Dikalangan "Bawah"
Pada awalnya,saya mencoba berpikiran positif,mungkin karena kurang mendapatkan didikan,maka isteri dari Ahmad dan Anto,tega memperlakukan suami mereka seperti itu. Tetapi ternyata dugaan saya keliru. Karena hal yang sama terjadi pada salah seorang teman kami,yang berasal dari kalangan intelektual,baik suaminya maupun istri. 

Bahkan terbilang hidup berkecukupan. Ketika mendapat berita bahwa teman kami Sofyan (bukan nama sebenarnya) sakit parah,kami menyempatkan untuk datang ke Surabaya dan mengunjungi rumahnya. 

Kami disambut oleh putranya dan diantarkan kebawah tangga rumah. Kami sangat kaget,karena teman kami tergolek diatas kasur kumuh,bagaikan orang gelandangan.

Suami tidak mampu menahan rasa jengkelnya dan bertanya kepada putra teman kami,mengapa ayahnya sampai di biarkan tergolek di bawah tangga?Jawban yang kami terima sungguh mengejutkan: "Entahlah itu urusan mama" dan hingga kami pamitan pulang, istri sahabat kami tidak pernah turun dari atas menemui kami. 

Semoga Jangan  Sampai Kejadian Dalam Keluarga Kita
Sebagai seorang wanita dan juga sekaligu sebagai seorang istri ,sungguh saya merasa risih atas apa yang terjadi. Bukan bermaksud merecoki urusan keluarga orang, karena diri saya sendiri, jauh dari sempurna. Namun, mungkin perlu menjadi renungan bagi kaum wanita, termasuk diri saya sendiri, agar jangan sampai terjadi dalam keluarga kita

Mengapa  ada wanita yang tega memperlakukan suami seperti gelandangan ? Mungkin ada yang tahu jawabannya?

26 Desember 2019.

Salam saya,

Roselina

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun