Mohon tunggu...
Rose putih
Rose putih Mohon Tunggu... Lainnya - pembelajar

Laki-laki yang mencoba menjadi pembelajar dengan terus belajar apa saja dan menulis yang diminati

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Yuk, Mencintai dengan Bahasa Cinta: AMT MTsN 1 Bantul

12 April 2024   10:40 Diperbarui: 13 April 2024   15:19 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nazhif Masykur:  foto dukumentasi MTsN 1 Bantul

 

"Cinta adalah ketika kebahagiaan orang lain lebih penting daripada kebahagiaan Anda sendiri. "-H. Jackson Brown, Jr..
 

MTsN 1 Bantul. "Mencintai anak itu tidak penting!" Hadirin pun terperangah mendengar kalimat yang terucap narasumber dalam pertemuan itu. Mengapa bisa dikatakan mencintai anak tidak penting. Bukankah Allah sendiri adalah Arrahman dan Arrahim. Maha Pengasih dan Maha Penyayang sebagai indikator rasa cintanya pada ciptaanNya? Begitulah gaya komunikasi Muhammad Nazhif Masykur saat memberikan Achievement Motivation Training  (AMT) dihadapan siswa, orang tua, guru dan kepala sekolah di MTs Negeri 1 Bantul, Jumat 5 April 2024. Beliau sengaja mengucapkan kalimat kontroversi untuk memacing perhatian audien. Dan itu berhasil.

Ya mencintai anak tidak penting. Mencintai suami apalagi, sangat tidak penting. Ketika orang yang mencintai tidak memperhatikan bahasa cinta anak atau suami yang dicintainya. Dalam interaksi komunikatif dengan melakukan kegiatan tanya jawab dengan siswa (kelas 9) atau orang tua yang menyertai, konsultan pendidikan itu menjelaskan mencintai yang benar berdasarkan bahasa cinta. Lantas apa yang dimaksud bahasa cinta atau love language itu? Bagaimana mencintai yang tepat dengan bahasa cinta?

Lelaki kelahiran 1 Mei 1975 ini lalu menceritakan ketika dia didatangi seorang ibu dan anaknya yang duduk di kelas 8 SMP. Dia ceritakan betapa ibu dari Sleman ini mengeluh karena anaknya ketika dinasihati selalu menjawab dengan suara keras, marah-marah. Nazhif menduga anak tersebut mengalami gejala sindrom game.

Achievement Motivation Training  MTsN 1 Bantul (dok madrasah)
Achievement Motivation Training  MTsN 1 Bantul (dok madrasah)

Ibu itu mengungkapkan kegalauan hatinya karena dia menganggap anaknya tidak mencintai dirinya. Ibu itu sendiri merasa telah mencintai anaknya. Uang saku, motor dan barang apa saja telah dia berikan pada anaknya. Wanita itu telah memberikan apa pun yang diminta anaknya. Nazhif lalu bertanya pada anak itu apakah dia mencintai orang tuannya. Anak itu menjawab bahwa dirinya mencintai orang tuanya. Orang tuanyalah yang tidak mencintainya. Dia menyatakan bahwa ayah ibunya tidak mempunyai waktu ketika dia mengajak orang tuanya jalan-jalan di waktu libur. Orang tuanya selalu punya alasan untuk menolak ajakan itu.


Mencintai anak tidak penting? Kalau cintanya tidak dirasakan anak apa gunanya? Bila rasa sayangnya tidak disadari oleh anak apa perlunya! Itulah yang dimaksud mencintai saja tidak penting. Yang lebih penting tentu saja adalah anak merasa dicintai. Ketika bahasa cinta anak dan orang tua tidak sesuai, cinta itu tidak akan nyambung. Bahasa cinta yang ditampilkan anak ibu dari Sleman itu adalah waktu istimewa atau quality time sedangkan orang tuanya tidak mau memberikan waktu istimewa untuk jalan-jalan membersamainya. Dia dan suaminya merasa sudah capai bekerja sehingga ketika sang anak memintanya jalan-jalan tidak dikabulkan dengan berbagai alasan.

5 bahasa cinta (gambar bfi.co.id)
5 bahasa cinta (gambar bfi.co.id)

Lima Love Languages (Bahasa Cinta)

Menurut motivator dengan sederet gelar ini (Nazhif Masykur, S.Fill., M.Pd., MCH., CNLP., EFT ) ada 5 bahasa cinta. Inilah bahasa cinta itu. (1) waktu istimewa, quality time (2) sentuhan fisik, physical touch, (3) menerima hadiah, receiving gifts, (4) pujian, words of affirmation, dan (5) layanan/bantuan, act of service.

Konsep bahasa cinta ini sebenarnya pertama kali dikemukakan konselor pernikahan asal AS, Gary Chapman, Ph.D, pada 1992 lewat bukunya berjudul The Five Love Languages: How to Express Heartfelt Commitment to Your Mate  Love language. Bahasa cinta ini merupakan cara seseorang untuk mengungkapkan cinta dan kasih sayang kepada orang lain, baik itu hubungan pasangan atau hubungan orang tua dan anak.

Bahasa cinta penting untuk dikenali karena merupakan salah satu kunci sukses dalam menyatakan dan menyambungkan rasa cintanya kepada anak. Salah memahami dan menerapkan bahasa cinta, akan berakibat seperti kasus ibu dan anaknya dari Sleman tersebut.  Orang tua sudah merasa mencintai sang anak sementara itu sang anak merasa tidak dicintai oleh ayah ibunya. Hal itu terjadi karena sang ibu tidak memahami bahasa cinta anaknya.

Irma Gustiana, Psikolog Klinis dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia mengemukakan bahwa bahasa cinta seseorang terbentuk dari dua hal yaitu (1) luka atau trauma masa kanak-kanak, dan (2) kebiasaan masa kecilnya.  Kebutuhan masa kecil anak yang tidak tercukupi membuat hal itu terbawa sampai dewasa, dan tertanam di alam bawah sadarnya. Kebiasaan kebutuhan psikologis masa kecilnya yang tidak terpenuhi membuat dirinya mencari orang yang dapat memenuhinya. Ketika masih kecil anak butuh kata-kata pujian misalnya, namun ternyata orang tuanya kurang memberikan itu, bisa jadi saat dewasa kebutuhan itu akan terus dicari manifestasinya pada siapa saja.

orang tua siswa kelas 9 MTsn 1 Bantul (dok madrasah)
orang tua siswa kelas 9 MTsn 1 Bantul (dok madrasah)

(1) Waktu Istimewa, Quality Time

Anak yang memiliki bahasa cinta quality time akan merasa dicintai dan dihargai bila orang terdekatnya atau orang tuannya meluangkan waktu untuk bersama dirinya.  Anak ini akan merasa disayangi ketika orang tuanya memberikan perhatian penuh kepadanya. Perhatian itu bisa berupa tidakan-tindakan sepele tetapi penting bagi sang anak. Misalnya pada saat bersama, masing-masing meletakkan ponsel, melakukan kontak mata, menikmati aktivitas dalam kebersamaan, dan fokus berdiskusi atau bertukar cerita. Dapat juga saling cerita sebelum tidur, bermain bersama  dan sebagainya. Bagi tipe anak dengan bahasa cinta ini, kualitas pertemuan dalam kebersamaan lebih utama daripada kuantitas pertemuannya.

Apabila kebutuhan akan waktu istimewa ini tidak terpenuhi, anak cenderung akan menjadi pribadi yang suka mencari perhatian. Perhatian akan dicari di mana saja termasuk di sekolah karena dia tidak mendapatkan perhatian penuh dari kedua orang tuanya.

Bila Anda ingat cerita "Bolehkan Aku Membeli Waktu Papa" yang dulu marak di internet, cerita inspiratif ini adalah contoh bagus gambaran seorang anak yang membutuhkan bahasa cinta quality time. Dalam cerita itu dikisahkan seorang anak yang hanya dipenuhi kebutuhan materinya oleh sang ayah karena waktunya begitu berharga untuk kerja mencari uang. Dengan sangat cerdas anak ini mengetuk hati ayahnya dengan cara membeli waktu ayahnya buat menemani dirinya. Uang yang digunakan untuk membeli waktu itu berasal dari tabungannya. Begitulah pentingnya waktu kebersamaan buat sang anak.

(2) Sentuhan Fisik, Physical Touch,

Psikolog Bernama Cara Goodwin, mengemukakan bahwa sebuah penelitian telah menunjukkan sentuhan memiliki peran penting dalam perkembangan "otak sosial" anak-anak. Anak yang memiliki Bahasa cinta physical touch ini akan merasa dicintai tatkala ibu bapaknya melakukan sentuhan fisik. Sentuhan ini dapat berwujud pelukan, genggaman tangan, jabat tangan, ciuman, elusan rambut kepala, dan beberapa sentuhan lembut lain yang menunjukkan kasih saying orang tua.

Ekspresi bahasa cinta ini dapat dipraktikkan pada banyak kondisi. Seperti saat anak akan berangkat sekolah, orang tua dapat memberikan pelukan, dan berjabatan tangan. Bahkan saat anak sedih dan stres karena nilainya jelek orang tua bisa memeluk sambil memberikan semangat lewat words of affirmation, kata-kata yang bersifat positif yang telah anak lakukan dalam proses ujian tersebut.

Kita juga melihat dalam beberapa kesempatan tokoh Anies Baswedan memberi contoh ungkapan bahasa cinta ini dengan selalu mencium balik tangan seorang anak yang mencium tangannya. Dalam kesempatan lain dia menggendong dan mengelus-elus punggung atau pipi sang anak walaupun itu anak seorang ibu yang hadir dalam pertemuan tersebut.

Bergandengan tangan ketika sedang berpergian dengan anak juga merupakan ekspresi jenis bahasa cinta ini. Dengan bergandengan tangan anak akan merasa terisi kembali energinya, dan semangatnya. Bahkan, dapat dikatakan bergandengan tangan atau sebuah pelukan lebih berharga daripada sekotak kado hadiah bagi anak dengan jenis bahasa cinta sentuhan ini. Sentuhan kasih sayang ini juga dapat meningkatkan oksitosin alias hormon cinta dan kasih sayang, sehingga anak akan merasa sangat disayang oleh orang tuanya.

Selain itu, saat menonton TV bersama dengan cara berdekatan, memberikan ciuman sebelum tidur dapat dilakukan bagi anak tipe ini. Bagi anak, sentuhan fisik itu akan dimaknai dan diterima sebagai tanda kasih sayang orang tua pada dirinya.

Sentuhan fisik merupakan cara yang paling nyata dan langsung bisa dirasakan oleh anak. Selama sentuan itu dilakukan atas dasar kasih sayang dan rasa cinta pada anak, sentuhan fisik akan menjadi cara paling efektif dari ungkapan love language.

Dalam kenyataan masih kita temui anak-anak sering bersandar pada tubuh orang tuanya. Orang tua justru merasa risih ketika anak menggandeng tangannya atau bersandar ke tubuhnya. Padahal bila bahasa cinta tercapai, anak akan mudah dinasihati, akan mudah dikondisikan. Hal itu terjadi karena pikiran bawah sadar (subconscious mind) terbuka untuk menerima informasi dari orang yang dicintainya.

ibu-ibu mendengarkan dengan saksama (dok madarasah)
ibu-ibu mendengarkan dengan saksama (dok madarasah)

(3) Hadiah, Reciving Gifts, 

Pada umumnya, anak yang memiliki love language gifts ini akan merasa disayangi dan dicintai oleh orang tuanya bila anak tersebut diberikan atau memerima hadiah. Ada anggapan pemberian hadian ini terkesan punya pamrih atau bersifat materialistis. Materialistis dan ekspresi bahasa cinta receiving gifts jelas sangat berbeda. Anak yang memiliki love language receiving gifts tidak peduli dengan nominal hadiah yang diberikan. Mereka akan sangat senang dan merasa dihargai walaupun hanya diberikan sebuah coklat. Anak dengan tipe bahasa cinta ini biasanya selalu minta dibelikan oleh-oleh saat orang tuanya berpergian. 

Nazhif Masykur menceritakan peristiwa yang dialami dalam keluarganya tentang bahasa cinta anaknya. Secara khusus anaknya selalu minta oleh-oleh ketika ibunya pergi. Pada momen satu kali sampai 2 kali tidak dipenuhi karena sang ibu lupa atau alasan lain, anak masih bisa memahami. Akan tetapi pada momen berikutnya permintaan oleh-oleh tidak dipenuhi dengan berbagai alasan, sang anak tidak lagi mempercayai ibunya. Akibatnya bila anak ini dinasehati, diberi saran, semua hal itu tidak akan diperhatikan. Sang anak sudah tidak lagi mempercayai ibunya,

Pemberian hadiah ini sebenarnya tidak harus selalu di momen spesial, tetapi dapat diberikan pada konteks yang dirasa pas dan sesuai. Hadiah harus dapat dirasakan lebih bermakna dan bermanfaat bagi anak. Tidak harus memberikan hadiah yang mahal, tetapi yang paling penting bermakna dan sesuai dengan usia anak.

(4) Pujian, Words of Affirmation, 

Ciri bahasa cinta words of affirmation (kata-kata postif) ini ditandai bila anak dipuji gantengnya, cantiknya, pintarnya dan sebagainya anak ini akan gembira dan mengekpresikan rasa kegembiraanya dengan jelas. Anak-anak ini akan merasa sangat dihargai dan dicintai saat orang lain terutama oleh ayah dan ibunya tatkala mereka memberikan kata-kata positif, termasuk kata-kata pujian.

Newberg dan Waldman, penulis buku Words Can Change Your Brain: 12 Conversation Strategies to Build Trust, Resolve Conflict, and Increase Intimacy, menyebutkan bahwa kata-kata positif bukan sekadar untuk mengungkapkan rasa cinta, tetapi bisa memperbaiki fungsi otak.

Kata-kata positif itu meliputi segala ekspresi perhatian orang tua dan apresiasi lewat verbal maupun non-verbal (tertulis). Kata-kata tersebut dapat berupa dukungan, motivasi, dan pujian.

Kata-kata pujian ini dapat terkait  dengan fisik seperti kata ganteng, cantik, anggun, gagah dll. Terhadap anak dengan tipe ini hindari untuk mencela. Usahakan cari cara untuk dapat memuji anak lebih-lebih tatkala anak menghadapi kegagalan atau kesalahan.

Bila seorang anak mendapatkan nilai jelek cari cara memuji dengan mencari hal positif yang telah dilakukan. Misalnya ucapan tidak apa-apa dapat nilai jelek, yang penting kamu sudah berusaha dengan maksimal. Lain kali insha Allah dengan terus berusaha nilaimu akan bagus. Kasus lain misalnya seorang anak menunjukkan gambar kucing dengan gembira. Sang ibu memperhatikan gambar itu tidak mirip kucing, justru mirip kelinci. Hindari untuk menjelekan atau mencela gambar tersebut. Lebih baik ucapkan, "Bagus sekali gambar kucing ini, ternyata kamu telah temukan kuncing marga kelinci ya."

Sebagai contoh words of affirmation, orang tua bisa mempraktikkan kalimat-kalimat berikut lewat pesan teks atau disampaikan langsung padanya.

1. Warna baju itu bagus, cocok buat kamu pakai
3. Terima kasih ya Nak, sudah ikut membantu ibu memasak!
4. Kue buatanmu sanggat bagus dan lezat, ibu bangga deh!
5. Dukunganmu sangat berarti buatku.
6. Kayaknya ada yang kurang kalau belum ada ucapan 'Selamat pagi' dari kamu.
7. Ibu sungguh beruntung memiliki anak yang selalu rajin salat dan baca Alquran.
Anak yang memiliki ciri Bahasa cinta words of affirmation akan menghargai kata-kata positif dari ayah ibunya. Hal itu ini membuat hari-harinyanya semakin cerah.

Namun, kata-kata pujian atau motivasi yang diucapkakan tersebut bukan hanya omong kosong belaka. Anak-anak ini hanya ingin mendengar ucapan tulus yang berasal dari hati ayah dan ibunya atau orang lain. Sangat disarankan untuk mengucapkan kata-kata positif ini mulai dari hal-hal kecil yang sepele sampai pada momen tertentu yang berarti baginya.

(5) layanan/bantuan, Act of Service

Salah satu ciri anak dengan tipe bahasa cinta layanan adalah dia sering pingin ditemani. Dimanapun dia perlu ditemani. Nazhif memberi contoh seorang anak SMP yang pergi ke kamar mandi yang harus ditemani ibunya. Hal tersebut menurutnya disebabkan oleh faktor tidak nyaman psikis, dan mental anak yang tertekan. Anak menjadi penakut. Terapi yang dapat dilakukan adalah ketika anak itu masuk kamar mandi, sang ibu bisa memberi pesan akan pergi sebentar. Saat ditinggal sebentar itulah anak akan memanajemen perasaannya. Anak akan terterapi dengan sendirinya.

Orang tua harus memberikan layanan kepada anaknya dengan baik menurut pandangan anak, dan dipahami anak. Jangan sampai orang tua membuat kecewa melayani anaknya

Cara Mengetahui Tipe Bahasa Cinta Anak

Usaha yang dapat dilakukan orang tua dan guru untuk memahami bahasa cinta anak/siswa yaitu dengan cara mengamati, memerhatikan, dan membiasakan atau mengimplementasikan sikap dan bahasa cinta mereka kepada seorang anak secara langsung, Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengetahui Bahasa cinta anak.

1. Perhatikan bagaimana cara anak ungkapkan rasa cinta  

Memperhatikan gerak gerik anak dalam mengungkapkan perhatian dan kasih sayang pada orang di sekitarnya sangat penting. Apakah anak mengungkapkan lewat pemberian hadiah seperti kado, atau hadiah lain. Hal itu menunjukan bahwa dia adalah tipe receiving gift (memberi hadiah). Apakah anak merasa senang saat dipuji dan senang memberikan pujian? Jika perlilaku tersebut dominan itu menandakan dia punya tipe words of affirmation (kata-kata pujian). Dari pengamatan tersebut kita dapat menyimpulkan apa jenis love language yang mereka punya.

2. Perhatikan keluhkan dominan anak

Mendengarkan keluhan anak merupakan tugas orang tua dalam proses pengasuhan buah hatinya. Kejelian menjadi orang yang sabar menerima curhat anak akan memudahkan orang tua memahami apa yang sebenarnya mereka rasakan. Misalnya, seorang anak sering mengeluhkan sikap orang tua yang terlalu dingin dan tidak perhatian. Hal Itu menandakan word of affirmation adalah love language buah hatinya.

3. Pahami apa yang sering anak minta dan kebiasaannya.

Dengan memahami kebiasaan dan permintaan anak, orang tua akan mudah membimbing dan mengarakan anak untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Kebisaan dan permintaan yang sering muncul menggambarkan tentang bahasa cinta yang tepat untuk mendidiknya. Bila anak sering minta menghabiskan waktu berdua, itu tandanya quality time adalah love language sang anak. Jika anak selalu minta ditemani dan dibantu saat mengalami kesulitan,  act of Service merupakan tipe bahasa cintanya. Namun tatkala anak merasa nyaman dipeluk, diusap-usap kepalanya ketika dia mengalami kegagalan dan kesusahan bahasa cinta mereka adalah physical touch.

4. Tes Love Language

Selain menanyakan langsung pada sang anak, mengetahui tipe bahasa cinta dapat dilakukan melalaui serangkaian tes. Saat ini orang tua dapat mengajak anak untuk melakukan serangkaian tes yang ada pada beberapa tautan seperti berikut ini.

- Test Love Language Bahasa Indonesia: https://satupersen.net/quiz/tes-love-language

- Test Love Language Bahasa Inggris: https://5lovelanguages.com/quizzes/love-language

Menerapkan Bahasa Cinta dalam Mendidik Anak

Mengapa memahami dan menerapkan bahasa cinta penting dalam hubungan orang tua dan anak? Psikolog anak dari Sekolah Cikal, Efika Fiona, M. Psi., menyebutkan terdapat dua hal urgen dalam memahami bahasa cinta atau love language sebagai manusia. Pertama, memahami bahasa cinta akan membantu orang tua mengenali diri kita sendiri dalam mengekspresikan kasih sayang kepada orang lain. Kedua, dengan memahami bahasa cinta akan mendorong orang tua lebih efektif menyampaikan atau mengungkapkan rasa kasih sayang kepada orang lain.

Nazhif Masykur, penulis buku Buktikan Cintamu dan 39 buku lainnya itu menyampaikan pesan kepada orang tua untuk mencintai anak apa adanya, sesuai dengan potensi dan kemampuan anak. Ketika orang tua menuntut anaknya hebat seperti yang diinginkan orang tuanya, dari sikap itulah orang tua akan kehilangan keikhlasan dalam mendidik anak. Gangguan mendidik anak yang paling berat adalah bersikap sabar untuk tidak marah.

Bila orang tua atau guru mendidik dengan disertai kemarahan yang diperoleh justru anak menjadi stres. Dalam situasi tertekan seperti itu, pesan, informasi, ilmu yang disampaikan menjadi tidak akan dipahami dan dilaksakan anak karena pikiran bawah sadar mereka telah menutup diri.

Dalam mendidik anak, orang tua hendaknya jangan pernah mengucapkan kata-kata negatif kepada anaknya. Hindari menguak aib anak kepada orang lain, dan fokuslah pada kelebihan anak dengan mencintai anak apa adanya. Menguak aib anak kepada orang membuat anak jadi minder. Seburuk apapun kondisi anak saat ini, mereka masih punya prospek untuk sukses dan menjadi lebih baik. Kewajiban kita sebagai orang tua adalah mendampingi mereka berproses menjadi yang lebih baik dan tidak lelah untuk selalu mendoakan yang terbaik buat anak-anaknya.

Tugas utama orang tua dan guru kepada anak adalah menyampaikan, mendampingi anak-anak berproses menjadi dirinya sendiri, Tugas orang tua  bukan membuat anak menjadi pintar dan paham. Yang menjadikan seorang anak pintar dan paham hanya Allah SWT. seperti ucapan doa "Robi Zidni 'ilma warzuqi fahma  (Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan berikanlah aku pemahaman yang baik.)"  Selama arang tua atau guru sabar dan menghormati anak dalam menyampaikan ilmunya, anak-anak hebat yang diidamkannya akan tercapai.

Ada sebuah puisi tulisan Kahli Gibran yang bisa kita jadikan salah satu rujukan dalam memahami dan mendidik anak. Puisi yang terhimpun dalam buku Sang Nabi terjemahan Sri Kusdiyah dan Al Mustofa terjemahan Sapardi Djoko Damono beberapa baitnya berbunyi sebagi berikut:

Anakmu bukan milikmu./ Mereka putra-putri Sang Hidup yang rindu pada diri sendiri. /Lewat engkau mereka lahir, namun tidak dari engkau, /Mereka ada padamu, tetapi bukan hakmu./ 

Berikan mereka kasih sayangmu, tetapi jangan sodorkan bentuk pikiranmu, /Sebab pada mereka ada alam pikiran tersendiri. /

Patut kau berikan rumah untuk raganya, tetapi tidak untuk jiwanya, /Sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan, /Yang tiada dapat kau kunjungi, sekalipun dalam impian.

.... (jae)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun