Mohon tunggu...
Rori Idrus
Rori Idrus Mohon Tunggu... Guru - Pemulung Hikmah

Pemulung hikmah yang berserakan untuk dipungut, dirangkai menjadi sebuah tulisan dan pelajaran kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Masjid Tertua di Desaku Kini Ditinggal Pergi Santri

30 April 2020   18:43 Diperbarui: 30 April 2020   18:46 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masjid Jami' Al Hikmah Benda adalah masjid tertua di desa kami, desa yang dikenal karena memiliki pondok pesantren yang santrinya berjumlah puluhan ribu, desa yang maju berkat pondok pesantren, baik maju peradaban islam-nya maupun ekonominya.

Masjid Jami Al Hikmah biasa digunakan untuk aktivitas sholat berjamaah dan sholat jum'at para santri yang berjumlah ribuan serta warga sekitar, masjid terdiri dari dua lantai yang berdiri dengan kokoh.

Masjid ini sudah mengalami proses renovasi pada tahun 1972, masjid ini sendiri didirikan oleh para pendiri pondok pesantren Al Hikmah seiring berdirinya pondok pesantren yaitu sekitar tahun 1911.

Masjid Jami Al Hikmah menjadi saksi perjalanan berdirinya pondok pesantren Al Hikmah yang kini memiliki santri puluhan ribu berasal dari berbagai penjuru kota di Indonesia.

Beberapa tokoh Nasional baik dari kalangan pejabat maupun dai kondang Nasional pernah mengunjungi masjid ini, saya ingat betul dulu ketika Almarhum KH. Zaenudin MZ sedang booming sebagai dai sejuta umat pernah mengisi ceramah di masjid jami Al Hikmah ini.

Sejak kecil hingga sekarang saya melaksanakan ibadah sholat jum'at di masjid tersebut, selain untuk sholat berjamaah masjid Jami Al Hikmah juga digunakan untuk aktivitas mengaji kitab kuning para santri.

Kini seiring dampak dari wabah Covid-19, para santri sudah dipulangkan sejak bulan Maret lalu, praktis masjid kini menjadi sepi hanya di isi kegiatan sholat berjamaah dan sholat jum'at warga sekitar.

Bukan hanya masjid Jami Al Hikmah yang kini menjadi sepi, desa kami pun semenjak ditinggal oleh santri kini menjadi sepi, biasanya suasana ramai dengan lalu lalang para santri mengenakan baju, sarung, kopiah putih dan menenteng kitab kuning.

Para pedagang warga sekitar pun kini ikut merasakan dampak wabah Covid-19, mereka yang biasa berjualan makanan untuk melayani para santri kini sudah tidak bisa berjualan lagi, praktis mereka sudah tidak punya penghasilan lagi.

Kondisi sulit kini dialami oleh sebagain besar warga di desa kami, terutama mereka para pedagang, jasa laundry yang biasa melayani para santri sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun