Mohon tunggu...
Rooy John
Rooy John Mohon Tunggu... Administrasi - Cuma Orang Biasa

God gave me a pair of wings Love and Knowledge With both, I would fly back home to Him

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Memilih Jalan, antara Demodernisasi atau Remodernisasi?

26 Januari 2022   20:20 Diperbarui: 27 Januari 2022   22:17 1329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bekerja di kafe. (sumber: monkeybusinessimages via kompas.com)

Sebaliknya, jika gagal, maka modernisasi semata mata bermakna industrialisasi, menjadi masyarakat industi, menggunakan barang industri dan seterusnya.

Persoalan kedua adalah pendekatan modernisasi. Ada tiga bagian inti pendekatan modernisasi.

Pertama, pendekatan idiologi. Idiologi yang dibawa modernisasi adalah civilisasi atau peradaban. Menerima modernisasi berarti hidup lebih beradab. 

Pada kenyataannya, modernisasi dan peradaban ibarat pasangan kawin paksa. Semakin modern sebuah masyarakat, semakin nilai-nilai keadaban hilang. 

Datanglah ke lingkungan masyarakat Tengger atau Badui dan lihatlah. Apakah kita yang hidup penuh gadget ini lebih beradab dari mereka? 

Jika keberadaban mengacu pada angka kriminalitas, maka jawabnya, kita jauh lebih tidak beradab. Selama puluhan tahun angka kriminalitas di lingkungan masyarakat itu hampir hampir nol.

Kedua, pendekatan empiris. Modernisasi mensyaratkan perubahan social. Perubahan social itu mencakup ketercukupan kondisi bagi hadirnya modernisasi. 

Faktanya, ketercukupan kondisi dimaksud berbeda level dan karakternya. Ada lingkungan masyarakat yang baru berada pada level mempelajari perubahan, ada lingkungan yang karakter masyarakatnya sudah adaptif terhadap modernisasi. 

Sayangnya, pada level dan karakter manapun masyarakat berubah, tradisi dan nilai asali selalu berada pada ancaman kepunahan. Inti masalahnya kembali pada persoalan definisi. Selalu harus seperti Barat dan seperti Amerika. Orang menyebutnya "paket modernisasi".

Krisis ini berpangkal pada asumsi bahwa masyarakat barat dan, atau Amerika adalah role model dari kebaikan. Para ahli ilmu social di Barat seperti Durkheim sudah memperingatkan bahaya ini. 

Nilai tradisi, juga agama, tetap memiliki peran utama dalam lingkungan masyarakat modern. Modernisasi bukan lawan dari tradisionalisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun